Views: 164
Masyarakat Teluk Bintuni Sudah Cerdas Tidak Lagi Memilih Berdasarkan Parpol Tetapi Figur Kandidat
BINTUNI, InspirasiPapua.id- Masyarakat Teluk Bintuni sudah cerdas dalam memilih pemimpin 5 tahun kedepan.
Dimana masyarakat tidak lagi melihat banyaknya partai politik (Parpol) yangvmengusung sepasang kandidat.
Melainkan masyarakat lebih melihat figur ideal dari kandidat tersebut, yaitu kemampuan dalam mengelola pemerintahan serta memiliki kepedulian kepada rakyatnya artinya mampu melihat apa yang dibutuhkan rakyat saat ini serta memiliki visi jauh kedepan.
Jadi masyarakat butuh pemimpin yang inovatif dan melayani baik kesehatan, pendidikan, ekonomi serta infrastruktur agar masyarakat dapat merasakan kemajuan dan kesejahteraan.
Sedangkan banyaknya dukungan partai politik terhadap seorang bakal calon kepala daerah di ajang pesta demokrasi lima tahunan ini tidak menjadi jaminan akan meraih kemenangan.
Pasalnya sejarah perpolitikan di Indonesia sudah membuktikan atau mencatat bahwa seorang calon kepala daerah dengan kekuatan sejumlah partai besar pun tumbang saat berhadapan dengan kotak kosong seperti yang terjadi di Pilkada Kota Makassar serta sejumlah daerah lainnya di Indonesia.
Dimana publik pun tak akan lupa bagaimana duet PMK II dengan kekuatan hanya 4 kursi Legislatif pada Pilkada Teluk Bintuni tahun 2015 silam mampu menumbangkan lawannya GARUDA dengan gerbong raksasa 16 kursi di Legislatif.
Fakta ini kembali membuktikan bahwa Pilkada bukan berhitung ilmu matematika.
Karena masyarakat sudah sangat cerdas dan tidak lagi memilih berdasarkan parpol.
“Maka itu mari kita berikan pemahaman politik yang baik kepada masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni itu bukan dengan berhitung secara ilmu matematika.
Tetapi sampaikan apa visi dan misi kandidat agar masyarakat dapat menilai untuk menentukan sikap politiknya,” ungkap Sekretaris DPD NasDem Teluk Bintuni Moh. Jen Fimbay, SH dalam keterangan persnya di Bintuni, Selasa (13/8/2024).
Jen Fimbay juga mengingatkan bahwa jumlah perolehan kursi bukan menjadi tolak ukur untuk memenangkan kontestasi Pilkada.
“Ingin saya sampaikan sekali lagi bahwa jumlah perolehan kursi di DPRD itu bukan tolak ukur mutlak untuk menang di Pilkada nanti.
Karena jumlah kursi di DPRD itu hanya menjadi syarat mutlak untuk mendaftar sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati,” imbuhnya.
Namun yang dibutuhkan oleh masyarakat itu adalah visi dan misi calon kepala daerah yang akan maju.
Fimbay pun optimis masyarakat Teluk Bintuni telah memahami dan mengenal baik semua figur yang akan berlaga di Pilkada 2024 ini.
Tak hanya itu, ia mengakui bahwa pastinya visi dan misi yang akan ditampilkan para kandidat pastinya bagus-bagus.
“Tapi perlu diperhatikan bahwa kunci yang paling penting itu bukan sebatas visi misi saja, tapi bagaimana kandidat itu bisa mampu untuk menjabarkan visi misinya,” bebernya.
Karena untuk menjabarkan visi misinya itu, dibutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan yang mumpuni untuk merancang strategi percepatan visi misinya.
Kemudian juga dibutuhkan orang yang memahami sistem pemerintahan itu dengan baik sehingga strategi-strategi yang diterapkan untuk membangun suatu daerah itu bisa tepat sesuai visi misinya.
Fimbay kemudian mencontohkan banyaknya kepala daerah yang harus masuk penjara.
“Kenapa hal itu terjadi, karena visi misinya disusun oleh orang lain sehingga pemimpin itu tidak mampu untuk menjabarkannya saat dia berkuasa,” tutur Fimbay.
Fimbay pun menegaskan bahwa Pilkada nanti merupakan proses pemilihan kepala pemerintahan.
“Artinya kalau bagi saya, proses ini merupakan hajatan semua rakyat Indonesia. Tetapi paling tidak, ada di antara para calon itu yang memahami tentang pemerintahan,” tegasnya.
“Kalau berbicara jumlah kursi di DPRD maka hal ini saya perlu pertegas bahwa itu bukan jaminan kemenangan.
Kenapa saya sampaikan hal ini? karena sudah terbukti pada tahun 2015 lalu,” ungkap Jen Fimbay mengisahkan.
PMK II kala itu diusung Partai NasDem yang hanya memiliki 3 kursi dan ditambah Hanura 1 kursi melawan GARUDA.
“Pasangan PMK II cuma 4 kursi di DPRD yang artinya 4 kursi melawan 16 kursi. Di atas kertas, sudah pasti 16 kursi yang menang.
Tapi ternyata tidak ! Pemenangnya tentu publik sudah tahu yaitu PMK II yang notabene hanya memiliki 4 kursi.
Inilah yang dibilang matematika politik,” tandasnya.
“Jadi dengan bukti ini, saya ingin tegaskan kepada seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni, bahwa NasDem ini berjiwa petarung.
Kenapa demikian saya katakan ini? Karena sejak NasDem di Bintuni, hanya sekali saja jadi pemenang kedua.
Lainnya itu, NasDem sebagai pemenang karena memiliki jiwa petarung.
Sekali lagi NasDem siap lawan ! Jangankan 12 kursi, mau 15 kursi, NasDem bersama koalisi siap menghadapi dan memenangkan kandidatnya,” pungkas Sekretaris DPD NasDem Teluk Bintuni itu. (InspirasiPapua.id)