Salah Satu Tokoh Terbaik Pemekaran Teluk Bintuni, Yasir Nur Meninggal Dunia Pada Usia 73 Tahun

Kenangan Almarhum Yasir Nur semasa hidup bersama istri tercinta Nurbaena. (doc./ist. Inspirasi Papua.id)
Bagikan berita ini

Views: 79

Salah Satu Tokoh Terbaik Pemekaran Teluk Bintuni, Yasir Nur Meninggal Dunia Pada Usia 73 Tahun

BINTUNI, InspirasiPapua.id- Yasir Nur, seorang tokoh yang berperan penting dalam pemekaran Kabupaten Teluk Bintuni, telah meninggal dunia pada usia 73 tahun di Rumah Sakit Wahidin, Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 2 Maret 2024 pukul 21.30 WITA.

Sebelumnya almarhum Yasir Nur sempat di rawat di RSUD Bintuni selama kurang lebih 1 Minggu sebelum diberangkatkan ke Makassar pada hari Sabtu (30/4/2024) untuk dirawat di Rumah Sakit Wahidin Makassar.

Beliau dikenal sebagai Ayahanda dari Yasman Yasir, seorang Anggota DPRD Kabupaten Teluk Bintuni, Ketua DPW PPP Papua Barat, Ketua Pilar Luwu Raya Kabupaten Teluk Bintuni dan Wakil Ketua KKSS Kabupaten Teluk Bintuni.

Yasir Nur meninggal akibat sakit stroke yang dideritanya sudah cukup lama. Beliau meninggalkan 1 orang istri dan 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan.

Bapak Yasir Nur dikenal masyarakat Bintuni sebagai sosok orang yang baik, yang rendah hati, murah senyum kepada siapa saja yang ditemuinya.

Dimana almarhum sangat mencintai dan menyayangi keluarganya dan sangat dekat dengan cucu-cucunya. Yang jumlahnya ada 15 orang yang terdiri dari 8 laki-laki dan 7 perempuan.

Almarhum Yasir Nur bersama istrinya Nurbaena merantau dari Tanah Kelahirannya kampung Tobalo kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu Kota Madya Palopo Provinsi Sulawesi Selawesi Selatan.

Dimana almarhum pada tahun 1971 bersama istrinya tercinta dan anak perempuan pertamanya merantau ke Bintuni setelah setahun merantau dari Kaimana pada tahun 1970.

Almarhum sosok pekerja keras dan berjiwa pengusaha dan sangat mandiri pernah bekerja di Seismik atau pengeboran minyak di perusahaan minyak Conoco di Steenkool Meyado, usaha sewa kapal kayu dan sangat dikenal masyarakat di pesisir Teluk Bintuni.

Selain itu beliau juga pernah mengolah atau menggesek kayu dengan gergaji panjang dan besar untuk bahan pembuatan rumah.

Kala itu di Bintuni masyarakat kebanyakan memiliki rumah dari kayu. Selain itu beliau juga pernah memasok bahan makanan dan lainnya ke perusahaan kayu HPH Hendrison Iriana.

Dikutip dari beberapa media, Selama hidupnya, almarhum Yasir Nur memiliki peran signifikan dalam perjuangan pemekaran kabupaten Teluk Bintuni.

Yasir Nur, bersama dengan tim pejuang pemekaran, memulai perjuangan mereka pada tahun 2002.
Rumah Adat Kali Kodok menjadi saksi tempat pertemuan mereka, tempat dimana rencana pemekaran tersebut mulai dirancang.

Sebagai salah satu anggota tim, Yasir berperan sebagai pencari dana.
Bersama dengan rekan-rekannya seperti Simon Manibuy dan Yepta Maitua, Yasir berusaha mencari dukungan finansial dari berbagai pihak, termasuk perusahaan Kayu HPH Hendrison.

Perjuangan Yasir Nur dan timnya tidaklah mudah. Namun, dengan dukungan dan mandat dari masyarakat, mereka terus berupaya dengan tidak mengenal lelah untuk mewujudkan impian pemekaran Kabupaten Teluk Bintuni menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB).

Kala itu Yasir Nur dipercayakan oleh masyarakat untuk memimpin upaya pengumpulan dana, dengan dorongan agar tidak membebani masyarakat dengan biaya yang terlalu besar.

Kepergian Yasir Nur meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, serta para rekan dan masyarakat Teluk Bintuni yang mengenalnya.

Semoga amal kebaikan yang telah dilakukannya selama hidupnya diterima oleh Allah SWT, dan semoga beliau ditempatkan di tempat yang mulia dan tempat terindah di Sisi-Nya yaitu Surga Jannatul Firdaus.

Serta ditinggikan derajadnya bersama orang-orang yang Sholeh.

Berdasarkan informasi dari pihak keluarga atau ipar almarhum Sudirman bahwa jasad almarhum Yasir Nur direncanakan akan dikuburkan di tempat kelahirannya di Tobalo Palopo.

Menurut Sudirman sebelum almarhum meninggal beliau mewasiatkan agar dimakamkan di Tanah kelahirannya di Palopo.

Ketika mendengar kabar duka meninggalnya Bapak Yasir Nur, anak-anak dan cucu beliau sejak Selasa (02/4/2024) malam sekitar pukul 24.00 Wit berangkat menuju Manokwari dengan HiLux tujuan Makassar – Palopo untuk melihat jasad terakhir ayahanda yang mereka sangat cintai almarhum Yasir Nur.

Sementara keluarga yang lain akan menyusul berangkat ke Palopo berikutnya sebab jadwal pesawat yang begitu padat menjelang Lebaran Idul Fitri 1445 H Tahun 2024. (Inspirasi Papua.id)

About Post Author

banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *