P2TIM Bukti Masyarakat Lokal Tak Lagi Jadi Penonton

“Keringat di bengkel hari ini, jadi kebanggaan untuk Bintuni esok hari. P2TIM melahirkan SDM tangguh dan berdaya saing global.” (ist/Inspirasi Papua)
Bagikan berita ini

Views: 173

P2TIM Teluk Bintuni: Bukti Anak Negeri Tak Lagi Jadi Penonton di Tanah Sendiri

 

BINTUNI, PAPUA BARAT — Di tengah deru industri migas yang terus berkembang di Teluk Bintuni, satu kisah inspiratif tumbuh dari semangat kemandirian anak negeri. Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas (P2TIM) Teluk Bintuni hadir bukan sekadar sebagai program pelatihan, melainkan sebagai tonggak sejarah baru bagi masyarakat asli Papua Barat, khususnya Teluk Bintuni, agar tidak lagi menjadi penonton di tanah kelahiran mereka sendiri.

Awal Perjalanan: Dari Kegelisahan Menuju Gerakan Nyata

Kisah ini bermula pada tahun 2016, ketika BP Tangguh tengah membangun proyek Train 3—fasilitas pengolahan gas alam cair (LNG) berskala besar di Teluk Bintuni. Proyek itu membuka banyak peluang kerja, tetapi ironisnya, keterlibatan tenaga kerja lokal sangat minim.

Bukan karena mereka tidak mampu, melainkan karena kurangnya pelatihan dan keterampilan yang sesuai dengan standar industri migas yang ketat. Sementara perusahaan kontraktor mensyaratkan pekerja yang memiliki kompetensi teknis dan sertifikasi internasional.

Melihat kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni bergerak cepat. Melalui berbagai upaya negosiasi dengan BP Tangguh, mereka bertekad agar masyarakat lokal bisa turut berpartisipasi dalam proyek besar di wilayahnya sendiri. Namun, tantangan tetap besar — tingkat pengangguran terbuka di tahun 2017 mencapai 7,62 persen, tertinggi di Papua Barat menurut data BPS.

Kolaborasi Strategis: BP Tangguh dan Petrotekno Bangun Harapan

Perubahan nyata mulai terjadi pada 2017. BP Tangguh menggandeng Petrotekno, perusahaan pelatihan migas berstandar global yang berpusat di Ciloto, Jawa Barat. Melalui kerja sama ini, BP membiayai 100 persen program pelatihan sumber daya manusia (SDM) untuk anak-anak Papua Barat, terutama dari Teluk Bintuni.

Peserta—lulusan SMA atau SMK—dikirim ke Petrotekno selama tiga tahun untuk mengikuti pelatihan dengan standar Global Vocational Qualification (GVQ) yang diakui secara internasional. Empat angkatan dilatih hingga tahun 2022, membentuk generasi baru yang terampil dan berdisiplin tinggi.

Kunjungan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni ke Ciloto pada 2018 menjadi titik balik. Mereka melihat perubahan luar biasa dari para peserta lokal: percaya diri, disiplin, dan mampu berbahasa Inggris dengan baik. Dari sanalah lahir gagasan untuk menghadirkan pelatihan serupa langsung di Bintuni.

Lahirnya P2TIM: Wadah Pembentukan SDM Papua Barat

Hasil kolaborasi antara BP Tangguh LNG, Petrotekno, dan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni akhirnya melahirkan P2TIM (Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas) pada tahun 2018. Lembaga ini beroperasi di bawah naungan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Teluk Bintuni, dengan Petrotekno sebagai pengelola dan pemegang lisensi ECITB (Engineering Construction Industry Training Board)—lembaga sertifikasi resmi Pemerintah Inggris.

Dengan program berdurasi 3,5 bulan per gelombang dan kapasitas 100 peserta, P2TIM menjadi solusi nyata bagi masyarakat lokal agar bisa memperoleh keterampilan kerja konstruksi migas tanpa harus ke luar daerah.

Program ini diprioritaskan bagi Tujuh Suku dan Orang Asli Papua (OAP), serta warga Teluk Bintuni yang telah memiliki KTP daerah setempat. Fokusnya jelas: membentuk tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing, baik di proyek nasional seperti BP Tangguh UCC (Carbon Capture Utilization and Storage) maupun di sektor industri strategis lainnya seperti Petrokimia, Genting Oil, dan pabrik semen PT Semen Indonesia.

Pendidikan Vokasi yang Menyentuh Akar

Berbeda dari pelatihan konvensional, P2TIM menggunakan sistem asrama penuh dan pelatihan vokasi intensif. Peserta diajarkan mulai dari keselamatan kerja industri, bahasa Inggris teknis, matematika terapan, hingga etika kerja dan kedisiplinan industri.

Setelah melalui fase dasar (Induction dan Core Curriculum), mereka diarahkan ke jurusan teknis sesuai minat dan kebutuhan industri: pengelasan, scaffolding, perpipaan, mekanikal, hingga kelistrikan.

Menariknya, sertifikat yang diperoleh peserta diakui oleh ECITB Inggris, membuka peluang kerja hingga ke luar negeri — seperti Brunei Darussalam dan Qatar.

Setiap peserta menerima fasilitas lengkap mulai dari perlengkapan belajar, seragam, alat pelindung diri, hingga kebutuhan pribadi seperti sabun dan perlengkapan mandi. Semua biaya ditanggung program, agar peserta bisa fokus belajar dan meningkatkan kualitas diri.

Kinerja Nyata: Menurunkan Pengangguran dan Meningkatkan Kualitas SDM

Enam tahun berjalan, keberadaan P2TIM terbukti membawa perubahan signifikan. Berdasarkan data BPS 2024, tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Teluk Bintuni turun drastis menjadi 3,16 persen.

Bupati Teluk Bintuni dalam pidato pertanggungjawabannya menyebut, 65–75 persen lulusan P2TIM telah terserap dunia industri, baik di proyek migas maupun sektor konstruksi nasional dan internasional.

Kepala Dinas Perindagkop Teluk Bintuni, Ongen Pattikawa, menegaskan bahwa keberhasilan P2TIM tidak hanya dilihat dari angka, tapi juga dari dampak sosialnya.

“Sejak berdiri, hasil pemeriksaan BPK terhadap P2TIM selalu wajar dan sesuai norma. Laporan keuangan kami transparan karena P2TIM secara berkala mengirimkan laporan pertanggungjawaban ke Badan Keuangan Daerah. Ini bukti tata kelola yang baik,” ujar Pattikawa.

Dari Bintuni untuk Negeri

Kini, P2TIM menjadi simbol kebangkitan anak negeri di Tanah Papua Barat. Program ini membuktikan bahwa dengan kesempatan, pelatihan, dan pendampingan yang tepat, masyarakat lokal mampu menjadi pelaku utama di wilayahnya sendiri.

Dari semangat kolaborasi antara pemerintah, industri, dan lembaga pelatihan, lahirlah generasi baru Papua Barat yang terampil, disiplin, dan berdaya saing global.

P2TIM bukan sekadar program — ia adalah gerakan perubahan sosial yang mengubah pandangan dunia terhadap kemampuan anak-anak Papua. Sebuah bakti untuk negeri dari Bintuni, agar semakin banyak senyum putra-putri daerah yang bersinar di industri migas nasional dan internasional.

Penulis: Muris Ahmad Manuama
Editor: Tim Inspirasi Papua
Sumber: Dokumentasi P2TIM, Dinas Perindagkop Teluk Bintuni, BP Tangguh LNG, Petrotekno
Foto: Dokumentasi P2TIM Teluk Bintuni

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

***** < .jpg"/img> ***** ***** *****