Ketua DPW KKSS Papua Barat H. Nurjaya ketika melakukan Jumpa Pers di Bintuni yang didampingi Pengurus DPW KKSS Papua Barat dan BPD Kabupaten Teluk Bintuni, Sabtu (01/10/2022). IP-IST Ketua DPW KKSS Papua Barat H. Nurjaya ketika melakukan Jumpa Pers di Bintuni yang didampingi Pengurus DPW KKSS Papua Barat dan BPD Kabupaten Teluk Bintuni, Sabtu (01/10/2022). IP-IST
Bagikan berita ini
Views: 60
BINTUNI, InspirasiPapua.id- Peristiwa sadis terhadap 14 warga sipil pekerja proyek ruas jalan trans Bintuni – Maybrat oleh TPN-OPM, Kamis (29/09/2022) membuat Ketua Badan Pengurus Wilayah KKSS Provinsi Papua Barat H. Nurjaya ikut prihatin dan angkat bicara.
Katua DPW KKSS Provinsi Papua Barat itu meminta keadilan agar aparat hukum atau keamanan segera mengusut tuntas kasus tersebut dengan menangkap dan menghukum para pelaku atas perbuatannya yang keji itu.
“Kami sering menerima perlakuan seperti ini, dan kami berharap aparat keamanan bersikap tegas terhadap para pelaku,” ujar Ketua KKSS Papua Barat H. Nurjaya, Sabtu (01/10/2022) dalam keterangan persnya yang disampaikan kepada wartawan di Bintuni terkait pembantaian beberapa warga KKSS atas kebrutalan TPNPB-OPM di Meyerga distrik Moskona Barat Kabupaten Teluk Bintuni.
Pada kesempatan itu sebagai Ketua KKSS Papua Barat H. Nurjaya atas nama Ketua KKSS Provinsi Papua Barat mengucapkan bela sungkawa dan turut berduka cita atas meninggalnya warga KKSS di ruas Jalan Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni.
“Kami juga berdoa agar amal ibadah dari korban diterima oleh Allah SWT dan keluarga yang ditinggal dapat mengikhlaskan kepergiannya,” ujar Nurjaya.
Ketua KKSS Papua Barat itu juga menghimbau kepada warga masyarakat KKSS di seluruh Provinsi Papua Barat agar dapat menahan diri, tetap tenang dan menunggu hasil kerja dari aparat keamanan.
“Mari kita serahkan kepada penegak hukum, jangan kita ikut campur. Sebab nanti masalahnya semakin panjang,” pungkas Nurjaya.
Pantauan media ini, jenasah empat korban sudah dilepas ke Manokwari dan selanjutnya akan diberangkatkan ke kampung halamannya masing-masing. Dimana ada tiga korban yang berasal dari Bugis dan Makassar, serta satu dari Manado. (01-IP)