Views: 17
BINTUNI, InspirasiPapua.id– Masyarakat kampung Suga dan kampung Kawab distrik Kaitaro sudah sekian lama hidup menderita dalam keterisolasoian dan merindukan dibukanya kampung tersebut malalui jalan darat yaitu sejak distrik tersebut di mekakarkan pada tahun 2007 dari distrik induknya Babo.
Selama ini kedua kampung tersebut hidup dalam keterisolasian dan hanya dapat ditempuh melalui laut dengan menggunakan Kapal Ketinting selama 7 sampai 8 jam ke ibu kota kabupaten di Bintuni. Sedangkan dengan longboat sekitar 5 jam. Sedangkan dengan speedboat kurang lebih 2,5 sampai 3 jam.
Dan sampai saat ini kampung Suga dan kampung Kawab tersebut ke kota Bintuni belum bisa dilalui jalan darat.
Tetapi ke Kaimana sudah tembus lewat jalan darat namun terkendala dengan status cagar alam atau hutan lindung sehingga jalan tersebut mandek di jalan Trans Papua Barat ke Kaimana.
Sehingga jalan tersebut tidak bisa diteruskan sampai sekarang ke Kaimana.
Salah satu tokoh muda asal kampung Suga Fritz Rohromana mengatakan bahwa selaku kontraktor lokal dirinya memiliki kepedulian tinggi terhadap kemajuan distrik Kaitaro terlebih khusus kampungnya sendiri yaitu Kampung Suga.
“Sampai saat ini saya sudah membuka jalan dari kampung Sara ibu distrik Kaitaro ke Suga dan Kawab sampai ke jalan Trans Papua Barat sejauh 18 kilo meter (KM) namun belum ada pengerasan sebab belum dibayar.
Sedangkan pembangunan jalan dari kampung Sara masuk ke ibu kota distrik Kaitaro sejauh 1,813 KM sampai ke Dermaga Kaitaro.
