Views: 6
BINTUNI, InspirasiPapua.id– Keluarga Besar Werfete distrik Kuri Bintuni meminta kepada Dinas Kehuatanan dan Perusahaan Kayu Log PT. Wijaya Sentosa (PT WS) agar memfasilitasi mereka pertemuan untuk membicarakan kerusakan hutan dan situs Sejarah dari Suku Kuri yang telah rusak akibat aktifitas perusahaan PT Wijaya Sentosa yang bergerak di bidang penebangan kayu log di Kampung Obo distrik Kuri.

“Saya meneruskan aspirasi dari keluarga masyarakat adat marga Werfete suku Kuri bahwa mereka meminta tempat pertemuan tersebut tidak dilakukan di lokasi perusahaan PT Wijaya Sentosa.
Tetapi mereka minta tempat pertemuan digelar di wilayah netral seperti di Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat di Manokwari agar proses pertemuan dapat berjalan dengan baik,” ungkap Roy Masyewi selaku Pemuda Tujuh Suku berdarah Suku Wamesa dan Kuri kepada media ini ketika menyampaikan press realise dari Marga Werfete belum lama ini di Bintuni.
Pemuda yang akrab dipanggil dengan sebutan “Anak Cawat” itu juga mengatakan bahwa terkait waktu pertemuan masyarakat Adat Kuri Marga Werfete mengusulkan agar digelar pada pekan ini.
“Karena masyarakat menyampaikan bahwa palang tidak bisa dibuka jika tidak ada pertemuan. Maka Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat dan PT WS diharapkan mengeluarkan undangan resmi dan tertulis kepada masyarakat adat Kuri marga Werfete di kampung.
Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat dan PT WS juga diharapkan dapat mendukung pembiayaan transportasi masyarat untuk sampai di Manokwari dalam rangka pertemuan tersebut.
Dan biaya tersebut harus diberikan kepada masyarakat adat Marga Werfete dan biarkan masyarakat yang mengatur dana yang diberikan itu untuk membayarkan sendiri kebutuhannya seperti pembayaran transportasi dan penginapan saat di Manokwari.
Dengan tujuan untuk menjaga netralitas karena kerap terjadi ketika pertemuan, masyarakat selalu kalah karena perusahaan yang memfasilitasi secara langsung kebutuhan masyarakat bukan masyarakat yang dipercayakan,” terang Masyewi.
