Kantor Bea Cukai Siap Dampingi Mama-Mama Sisar Matiti Bintuni Untuk Ekspor Sambal Udang Dan Kepiting

Kepala Dinas PMK Bintuni dan Kepala Bea Cukai Fakfak berpose dengan UMKM mama Papua usai sosialisasi. IP-IST
Bagikan berita ini

Views: 13

BINTUNI, InspirasiPapua.idPelatihan pembuatan produk turunan udang dan kepiting yaitu Sambal Udang dan Kepiting yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupaten Teluk Bintuni, Jumat (10/06/2022) kepada UMKM-UMKM mama-mama Papua yang ada di distrik Bintuni dan Manimeri.

Kepala Bea Cukai Fakfak Feri Hadi didampingi Kepala Seksi Pelayanan Pebeanan dan Cukai Johni Candra ketika melihat hasil Sambal Udang dan Kepiting produk Bintuni. IP-IST

Pelatihan tersebut diikuti sebanyak kurang lebih 100 mama-mama Papua Teluk Bintuni yang terlibat dalam kegiatan pelatihan tersebut dan mereka sangat antusias mengikuti pelatihan yang berlangsung di Sanggar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung di Jalur 9 Kampung Banjar Ausoy SP-4 Distrik Manimeri.

Hadir dalam kegiatan pelatihan tersebut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupaten Teluk Bintuni Drs. H. Haris Tahir Kaitam, M.Si serta Kepala Kantor Bea Cukai Fakfak Feri Hadi yang didampingi Kepala Seksi Pelayanan Pebeanan dan Cukai Kabupaten Fakfak Johni Candra.

Kedua petugas Bea Cukai Fakfak itu hadir  memberikan sosialisasi menyangkut ekspor terkait produk unggulan Sambal Udang dan Kepiting yang akan dikembangkan di Bintuni.

Kepala Seksi Pelayanan Pebeanan dan Cukai Kabupaten Fakfak Johni Candra kepada media ini mengatakan bahwa Kantor Bea Cukai Fakfak melakukan pelayanan di tiga kabupaten yaitu kabupaten Fakfak, Kaimanan dan Kabupaten Teluk Bintuni.

“Kami datang datang ke kabupaten Teluk Bintuni dalam rangka untuk menggali potensi UMKM masyarakat Teluk Bintuni yang merupakan potensi unggulan masyarakat Bintuni. Yang nantinya kita dari Bea Cukai akan mendampingi UMKM masyarakat untuk melakukan ekspor.

Pendampingan yang kita lakukan ini nanti mulai dari pendaftaran sampai dengan tahap melakukan pengisian dokumen ekspor.

Untuk kegiatan ini kita melakukan koordinasi dan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten  Teluk Bintuni. Dan juga kepada instansi terkait yang menerbitkan ijin kegiatan ekspor,” ungkap Johni kepada media ini ketika dirinya dikonfirmasi disela-sela acara kegiatan pelatihan.

Menurut Johni bahwa potensi kabupaten Teluk Bintuni yang bisa diekpor yaitu udang beku dan kepiting hidup. “Namun ada pula turunan produk udang dan kepiting yaitu Sambal Udang dan Kepiting.

Kepala Seksi Pelayanan Pebeanan dan Cukai Fakfak Johni Candra saat melakukan sosialisasi bersama Kepala Bea Cukai Fakfak terkait ekspor potensi Bintuni. IP-IST

Seperti pelatihan UMKM mama-mama Papua  oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Teluk Bintuni yaitu kegiatan pelatihan pembuatan sambal Udang dan Kepiting.

Ini merupakan langkah maju dari UMKM masyarakat dimana hasil dari pengolahan udang dan kepiting menjadi sambal itu memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dibanding kalau hanya dijual udang dan kepiting mentah,” terangnya.

Kepala Seksi Pelayanan Pebeanan dan Cukai itu juga menjelaskan bahwa untuk pasaran sambal udang dan kepiting di luar  negeri terbuka luas.

“Mudah-mudahan dari pelatihan ini dapat berkelanjutan kita dari bea cukai siap melakukan pendampingan.

Untuk saat ini kita baru melakukan sosialisasi dan asistensi terkait bagaimana melakukan ekspor pruduk ini. Dan kapan ekspor itu bisa dilakukan itu berpulang lagi dari UMKM dan masyarakat Bintuni.

Mereka harus siap dulu sedangkan dari kami kapanpun kami siap untuk melakukan pendampingan.

Kami menaruh harapan tinggi kepada masyarakat Teluk Bintuni dengan potensi yang ada di daerah ini saya lihat luar biasa. Mudah-mudahan ini langkah awal untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya.

Mama-Mama Papua dari distrik Bintuni dan Manimeri ketika mengikuti sosialisasi dari Bea Cuakai Fakfak selaku pendamping produk ekspor Sambal Udang dan Kepiting Bintuni. IP-IST

Kami berharap untuk proses pembuatan sambal udang dan kepiting ini mudah-mudahan dijalankan oleh masyarakat kampung di sini secara maksimal.

Ini mungkin mata pencaharian tambahan bagi masyarakat Bintuni. InsyaAllah produk ini bisa memiliki standar yang sama di masyarakat  maka selanjutnya kita akan mencoba memperkenalkan melalui atase-atase  kita yang ada di luar negeri.

Dan dari sanalah nanti kita akan mendapatkan pembeli (buyer) yang mungkin akan tertarik dengan produk sambal udang dan kepiting dari Bintuni ini. Maka nanti bisa dilakukan kerja sama dengan memperkenalkan UMKM-UMKM yang ada di Bintuni.

Ini merupakan kegiatan  yang berkelanjutan sesuai dengan program-program awal kita yaitu pemulihan ekonomi nasional yaitu program yang dicanangkan pemerintah. Bea dan cukai merupakan bagian dari instansi yang melaksanakan pemulihan ekonomi nasional tersebut.

Karena kita terkait dengan kegiatan ekspor impor dan kita disini konsentrasi dengan kegiatan ekspor terutama ekspor hasil-hasil UMKM-UMKM dari masyarakat yang ada di Bintuni.

Kegiatan ini tentunya tidak hanya berhenti sampai di sini kita juga akan berkoordinasi dengan Pemkab Teluk Bintuni. Mudah-mudahan dengan koordinasi yang berkelanjutan ini kedepannya ekspor sambal udang dan kepiting ini dapat kita wujudkan,” paparnya.

Johni juga menambahkan bahwa selain kabupaten Teluk Bintuni yang memiliki potensi ekspor, kabupaten Fakfak dan Kaimana juga memiliki potensi ekspor.

“Kabupaten Fakfak memiliki potensi perikanan dan pala. Dimana Pala di Fakfak juga turunan-turunannya juga dijadikan parfum, balsem. Dan Pemkab Fakfak juga sudah mulai melakukan pendampingan-pendampingan dengan UMKM-UMKM masyarakat yang ada di sana.

Fakfak sendiri pada tahun 2021 sudah pernah mengekspor ikan beku ke Singapura melalui Sorong lalu via Bandara Soekarno Hatta baru diekspor ke Singapura. Dan dokumen ekspornya dilaporkan di Fakfak.

Sedangkan Kaimana sendiri potensinya di sana juga di bidang perikanan dimana ada beberapa perusahaan melakukan ekspor yang dilakukan dari Surabaya dan kedepannya kita akan melakukan asistensi agar ekspornya bisa langsung dari Kaimana.

Hal yang sama juga akan dilakukan kedepannya   di Bintuni dengan mengekspor potensinya seperti udang dan kepiting serta turunan udang dan kepiting yaitu sambal udang dan kepiting serta buah merah,” pungkasnya. (01-IP)

 

 

 

About Post Author

banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *