Views: 19
BINTUNI, InspirasiPapua.id– Baru-baru ini Bupati Teluk Bintuni Ir. Petrus Kasihiw, MT yang disaksikan para pimpinan OPD di Lingkup Pemda Teluk Bintuni telah menandatangani MoU bersama dengan pihak ketiga PT. Sukses Mulia Persada untuk mewujudkan Bintuni Smart City berbasis digital yang maju dengan satu data.
Terkait dengan Smart City berbasis Digital Bintuni Satu Data (Big Data) dimana semua pelayanan pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni akan berbasis digital atau online maka Dinas Penanaman Modal dan PTSP kabupaten Teluk Bintuni akan mengembangkan aplikasi yang namanya “Pace IBA Oke” yaitu Pelayanan Cepat Ijin Berkualitas Online Kece.
Nama apilikasinya Pace IBA oke ini, diambil marga Iba yang ada di Suku Sougb salah satu suku dari 7 Suku Asli Teluk Bintuni yaitu dipakai sebagai istilah untuk menghargai kearifan lokal masyarakat suku Sougb karena kantor kita yang berlokasi di Bumi Saniari SP-3 distrik Manimeri ini masuk dalam Kawasan Tanah Adat suku Sougb makanya kita abadikan salah satu dari marga mereka.
Sesuai dengan rencana Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni akan menjadikan Bintuni daerah atau kota yang Smart City berbasis digital yang tujuannya untuk membuat satu data (Big Data) Kabupaten teluk Bintuni dimana nantinya semua warga Bintuni dapat mengakses data tersebut.
Smart City ini fungsinya yaitu adanya satu data di kabupaten Teluk Bintuni. Satu data ini sangat baik agar semua pihak saat membutuhkan data itu sudah ada. Kemudian semua data itu merujuk kepada satu data kependudukan.
Nantinya pengembangan Smart City ini yaitu memiliki nomor daerah. Dan akan lebih memudahkan semua orang untuk mencari data tentang kabupaten Teluk Bintuni.
Dimana kita semua bisa mengetahui dengan pasti berapa banyak jumlah penduduk Bintuni yang bermata pencaharian misalnya sebagai petani, nelayan, ASN dan lain sebagainya itu kita bisa akses dengan adanya Smart City ini,” ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kabupaten Teluk Bintuni Jeffry Ch Papilaya, SH, MH, Selasa (18/01/2022).
Kepada media ini saat ditemui di Kantor Dinas Penanaman Modal dan PTSP di Kompleks Pemerintahan Pemkab Teluk Bintuni Bumi Saniari SP-3 distrik Manimeri.
Menurut Papilaya bahwa di dalam Smart City data-datanya sifatnya untuk data Base tujuannya agar kabupaten Teluk Bintuni memiliki satu data.
“Dimana selama ini OPD-OPD mempunyai data-data yang berbeda-beda.
Seperti dinas sosial mempunyai data sendiri, dinas kesehatan juga mempuyai data sendiri serta kependudukan juga punya data sendiri.
Sehingga dengan adanya Smart City ini diharapkan di Kabupaten Teluk Bintuni hanya ada satu data. Entah nanti data ini siapa yang pegang kita belum tahu SOP-nya seperti apa karena ini nanti dibentuk.
Dimana Bupati Teluk Bintuni baru saja mendatangani MoU sehingga SOP-nya nanti dibentuk mungkin oleh Bappeda. Selanjutnya OPD mana yang akan bertanggung jawab terahadap data-data itu apakah Bappeda sendiri atau OPD mana itu kita belum tahu.
Tetapi bagaimana kita membuat Bintuni satu data. Karena sering juga kita dibuat kewalahan ketika saat mau mencari tahu data misalnya anak sekolah itu sulit sekali apalagi kita mau cari data-data yang lain.
Data ini semua orang nanti bisa akses sehingga di Bintuni kedepan terbuka untuk orang mengetahui tentang kabupaten Teluk Bintuni sebab semua akan transparan,” paparnya.
Kepala Dinas Penannaman Modal dan PTSP itu juga menyebutkan bahwa dengan adanya Smart City maka semua orang bisa mengakses data tentang Bintuni.
Namun menyangkut hal tertentu seperti kebijakan yang belum final tidak bisa diekspose. Tetapi kebijakan yang sudah final sesuai aturan yang berlaku itu bisa diekspose.
Kemudian meyangkut regulasi daerah seperti Perda-Perda kedepan masyarakat sudah tahu dan kapan saja bisa didownload misalnya dia mau download Perda Trantib silahkan maka akan muncul Perda Trantib, dia mau cari Perda tentang kesehatan atau Perda bebas biaya sekolah maka dia tinggal download saja.
Jadi harapannya kedepan seperti itu. Yaitu lebih memudahkan masyarakat untuk mengetahui tentang Bintuni.
Kemudian berbicara soal investasi di Bintuni itu juga bisa dilihat di profil investasi yang nanti juga akan ada dalam Smart City itu.
Jadi Smart City ini serba digital dan kota Bintuni akan bertambah maju dan masyarakatnya akan lebih dituntut untuk menguasai digital
Jadi kita tidak bisa menghindar dengan adanya digital jadi kalau mau maju maka setiap hari orang dituntut bisa mengaplikasikan digital,” terangnya.
Kepala Penanaman Modal dan PTSP itu juga menuturkan bahwa orang selama ini menganggap bahwa Smart City hanya ada di kota-kota besar saja seperti Sulawesi, Jawa, Bali serta Sumatra. Namun di Bintuni dari awal yang akan diatur adalah menyangkut satu data dan itu itu merupakan bagian dari Smart City.
Seperti dalam data kependudukan jumlah orang miskin berapa, kemiskinan ekstrim itu di daerah mana saja di Bintuni. Dan datanya itu juga akan masuk dalam Smart City termasuk data-data dari setiap kantor-kantor OPD yang ada di lingkup Pemkab Teluk Bintuni.
Dan kedepannya setiap OPD akan membuat perencanaan program terutama untuk pelayanan kepada masyarakat Bintuni itu akan mengacu data yang ada di Smart City tersebut.
Itu semua adalah bagian dari Smart City yang akan dikembangkan. Dimana pihak ketiga akan membuat aplikasinya dan nantinya OPD-OPD akan kembangkan sendiri-sendiri itu akan mempermudah dimana setiap dinas akan membuat apilkasinya sendiri terutama untuk pelayanan prima kepada masyarakat Teluk Bintuni.
Contohnya kita di Dinas PM-PTSP Teluk Bintuni akan mengembangkan aplikasi yang namanya “Pace IBA” yaitu Pelayanan Cepat Ijin Berkualitas.
Termasuk ijin praktek dokter yang selama ini apabila masa berlakunya sudah habis mereka harus datang ke kantor Dinas PM dan PTSP ini untuk mengurusnya maka kedepan dokter tidak perlu lagi datang ke Kantor PM PTSP tetapi cukup lewat hp atau komputer mereka bisa memasukkan datanya lalu kemudian mereka mendapatkan ijin.
Jadi Smart City di kabupaten Teluk Bintuni kedepannya seperti itu dan pelayanan kepada warga masyarakat Bintuni akan semakin mudah. Nanti kita memiliki Tim Work dan bersama tim IT dari pihak ketiga akan membuat itu.
Karena Smart City ini tidak bisa dibangun hanya dalam 1 atau 2 tahun saja dan saat membangun itu ada saja yang selalu kurang. Lalu kita sempurnakan yang kurang itu. Nmun setelah disempurnakan pasti ada saja kekurangannya jadi sempurna itu butuh waktu.
Untuk menyatukan suatu data itu bukan pekerjaan yang gampang sebab dalam 2 atau 3 tahun data itu mungkin belum bisa satu data.
Oleh karena itu perlu adanya kerja sama dalam suatu tim work, butuh kerja keras dari kita semua untuk mewujudkan itu.
Prosesnya bukan 1 OPD saja yang bekerja tetapi ini kerja Tim dimana seluruh kabupaten ini harus terlibat termasuk semua distrik yang ada di wilayah Teluk Bintuni,” ujarnya.
Dengan adanya Smart City ini maka nantinya bupati tidak perlu lagi susah-susah untuk mengecek setiap kepala distrik. Dimana bupati akan tinggal membuka aplikasinya di ruangan kerja beliau lalu distrik mana yang bupati kehendaki untuk lakukan komunikasi. Dan bahkan bupati bisa langsung rapat dengan bawahannya di distrik.
Selain itu, Smart City ini juga bisa diterapkan pada absensi sidik jari di setiap OPD dan datanya setiap hari akan langsung masuk ke Badan Kepegegawaian atau BKPP Kabupaten Teluk Bintuni dan kita tidak bisa bohong atau rekayasa kalau kita tidak hadir kerja.
Jadi pegawai yang suka bolos atau tidak masuk kerja itu akan ketahuan dengan sendirinya sehingga pegawai kedepannya itu semua akan disiplin bekerja karena itu semua behubungan dengan hak-hak pegawai itu sendiri.
Dimana dengan memberlakukan absensi sidik jari ini akan berpengaruh kepada tunjangan perbaikan penghasilan (TPP) setiap pegawai. Dan kalau itu nantinya sudah diberlakukan maka mau tidak mau setiap ASN harus sudah siap,” jelasnya.
Jeffry juga mengungkapkan bahwa terkait Smart City ini maka data yang ada di Dinas PM dan PTSP yang dipimpinnya itu nantinya akan diserahkan ke pihak ketiga yang akan mengembangkan sistem Smart City tersebut.
“Intinya kita mendukung pihak ketiga ketika akan membuat Smart City dan nanti apabila ada kekurangan kita bersama-sama dengan mereka untuk mencari datanya untuk disempurnakan,” paparnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP itu juga menambahkan bahwa Smart City itu nantinya bisa dilihat juga di dalam kota nantinya di setiap lampu merah akan dipasang CCTV. Jadi kedepan orang yang bikin pelanggaran di lampu merah bisa ditilang secara elektronik.
Atau mungkin nantinya warga Bintuni yang akan menggunakan Bus Angkutan Masyarakat Bintuni (AMB) itu juga bisa membeli karcis secara secara online seperti pembelian pulsa data, pulsa listrik yang saat ini telah dilakukan oleh perbankan, PLN (Persero) dan lainnya di Bintuni,” pungkasnya. (01-IP)