Tingkat Prevalensi Anemia 3 Tahun Terakhir, Di Bintuni-Manimeri Meningkat Signifikan Dari 33 Persen Jadi 60 Persen

Wakil Bupati Matret Kokop, SH ketika sampaikan sambutan di acara Peningkatan Status Kesehatan Wanita Melalui Pengembangan SDM Bidang Kesehatan di Kabupaten Teluk Bintuni.IP-IST
Bagikan berita ini

Views: 10

BINTUNI, InspirasiPapua.id- Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Teluk Bintuni pada tahun 2018 menyebutkan bahwa anemia merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masuk dalam 5 besar penyakit rawat inap.
Dengan adanya kerja sama antara RSUD Teluk Bintuni dengan Gunma University melalui program Peningkatan Status Kesehatan Wanita Melalui Pengembangan SDM Bidang Kesehatan yang didanai Japan International Cooperation Agency (JICA) sejak tahun 2019 hingga 2022 atau 3 tahun terakhir terdapat peningkatan prevalensi anemia.
Hadir dalam acara itu Plt. Sekda, Forkopimda, Kepala Dinas Kesehatan, Asiten II Sekda, organisasi wanita kemasyarakatan serta keagamaan dan lainnya. IP-IST
“Berdasarkan hasil evaluasi Tim Pengendalian Anemia setelah 3 tahun program Peningkatan Status Kesehatan Wanita Melalui Pengembangan SDM Bidang Kesehatan berjalan terdapat peningkatan prevalensi anemia dari angka 33 persen menjadi 60 persen di tahun 2022.
Begitu juga kelompok usia wanita subur yang tidak pernah mendengar tentang anemia turun menjadi 18 persen sedangkan wanita usia subur yang mengetahui penyebab anemia meningkat signifikan ke 65 persen dan wanita usia subur yang mengetahui pencegahan anemia meningkat sebanyak 35 persen dari sebelumnya diangka 42 persen ke angka 78 persen.
Hal ini mengindikasikan bahwa program kerja Tim Pengendalian Anemia dalam meningkatkan pengetahuan mengenai anemia dan gizi melalui peningkatan personal di 2 distrik ini cukup efektif dan efisien,” ungkap Wakil Bupati Matret Kokop, SH, Kamis (15/09/2022).
Pada saat menyampaikan sambutan di acara Penutupan Program Peningkatan Status Kesehatan Wanita Melalui Pengembangan SDM Bidang Kesehatan di Kabupaten Teluk Bintuni yang dilaksankan di Aula Misi Kilometer 02 distrik Bintuni.
Wakil Bupati Matret Kokop juga menambahkan bahwa anemia masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan dunia terutama di negara berkembang tidak terkecuali Indonesia.
“Anemia atau yang biasa kita sebut sebagai penyakit kurang darah ini umumnya disebabkan oleh penyakit infeksi dan faktor gizi utamanya karena kurangnya asupan zat besi maupun zat gizi lain yang berhubungan dengan zat besi.
Adapun kelompok usia yang rentan menderita anemia adalah wanita yang berusia 15-49 tahun sementara gangguan kesehatan dan gizi pada kelompok usia tersebut akan berdampak pada kualitas generasi yang akan dilahirkan, berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi yang baru lahir,” papar Wakil Bupati.
Matret Kokop juga menjelaskan bahwa di kabupaten Teluk Bintuni berdasarkan survey pada tahun 2019 ketika program Peningkatan Status Kesehatan Wanita Melalui Pengembangan SDM Bidang Kesehatan ini akan dijalankan tingkat prevalensi anemia di Teluk Bintuni masih rendah yaitu pada angka 33 persen khususnya di distrik Bintuni dan Manimeri.
Faktor itulah yang mendorong terbentuknya Tim Pengentasan Anemia yang merupakan kerja sama antara RSUD Teluk Bintuni, Gunma University dengan dukungan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk melaksanakan program Gerakan Melawan Anemia di Bintuni dan Manimeri Tahun 2020-2025 (GEMATURI 2020-2025) yang telah berjalan sejak tahun 2019 hingga berakhir pada tahun 2022,” pungkas Wakil Bupati Teluk Bintuni itu.
Acara itu dihadiri Wakil Bupati Teluk Bintuni Matret Kokop, SH, Forkopimda, Plt. Sekda Drs. Frans Awak, Asisten II Sekda Teluk Bintuni Ir. I.B. Putu Suratna, MM, Kepala Dinas Kesehatan Teluk Bintuni Franky D. Mobilala, SKM, M,Kes, Penanggung jawab Operasional Area Teluk Bintuni atau Local Site Manager Program Peningkatan Status Kesehatan Wanita Melalui Pengembangan SDM Bidang Kesehatan dr. Nova Sumihartini.
Serta para pimpinan OPD, pimpinan Perbankan dan instansi vertikal, TP PKK, Ketua DWP, organisasi wanita, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Teluk Bintuni serta organisasi kesehatan, penanggung jawab beserta kader-kader Posyandu. Kepala sekolah serta guru UKS. (01-IP)

About Post Author

banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *