Views: 0
BINTUNI, InspirasiPapua.id– Pusat Pelatihan Teknik Industri Minyak dan Gas (Migas) Teluk Bintuni (P2TIM-TB) hadir untuk menciptakan manusia siap pakai bukan manusia pengangguran.
“Dimana P2TIM-TB ini akan dikembangkan menjadi Politeknik industri dan ini sedang kita siapkan serta kedepan masih ada perusahaan Migas Genting Oil, Kawasan Industri Petro Kimia di Onar.
Nanti ketika ada permintaan baru disalurkan tetapi kalau kita tunggu nanti ada permintaan baru kita siapkan tenaga kerja kapan baru bisa kita adakan tenaga kerja siap pakai.
Ibaratnya telur, diluan mana telur atau ayam. Jadi kita siapkan payung sebelum hujan turun. Makanya kita latih atau menyiapkan mereka sebelum ada permintaan tenaga kerja dari perusahaan.
Namun kasihan kalau mereka hari-hari hanya tinggal di rumah saja. Sedangkan setiap hari mereka juga perlu makan. Jadi misalnya tiga empat bulan atau satu tahun direkrut baru dirumahkan nanti ada waktu direkrut lagi.
Tetapi ini sudah hampir 1 tahun mereka menganggur. Sehingga persoalan ini terjadi. Maka saya berterima kasih kepada para alumni P2TIM-TB dan Pencaker di Kabupaten Teluk Binuni yang sudah datang kepada saya untuk menyampaikan aspirasi dan saya paham benar apa yang menjadi masalah mereka.
Karena dulu kita berinisiatif mendidik dan melatih mereka di P2TIM-TB maka menjadi tugas kami untuk menerima dan melanjutkan aspirasi mereka. Intinya mereka ingin bekerja dan tidak ada yang lain,” ungkap Bupati Teluk Bintuni Ir. Petrus Kasihiw, MT kepada wartwan ketika dikonfirmasi belum lama ini di Bintuni.
Bupati Bintuni itu juga mengatakan bahwa dirinya sangat memahami kondisi pandemi Covid-19 lalu ada dari mereka yang dirumahkan.
Tetapi kita juga butuh waktu, butuh penjelasan dari perusahaan-perusahaan yang ada terutama CSTS dengan subkon-subkon dari LNG Tangguh itu harus juga berbaik untuk menerima mereka.
Kita ini keluarkan uang rakyat untuk didik dan latih mereka sehingga kita butuh tenaga-tenaga mereka dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang
beroperasi di Bintuni.
Seandainya job mereka di sana tidak ada maka silakan ambil dari luar tetapi kalau job mereka itu ada kenapa perusahaan harus ambil tenaga dari luar Bintuni.
Jadi seiring dengan kondisi pandemi Covid-19 yang sudah bisa kita kendalikan maka kita juga berharap kepada perusahaan-perusahaan yang beroperasi di bidang Migas di Teluk Bintuni juga dapat merekrut para alumni dari P2TIM-TB.
Tetapi karena jumlah cukup banyak maka mereka berharap kita juga tidak hanya berharap dari perusahaan BP Tangguh. Namun kita juga harus berjuang ditempat lain salah satunya yaitu di Smelter Freeport di Gresik Jawa Timur.
Kita akan berjuang di tempat dimana industri Migas lain agar mereka bisa bekerja di sana. Karena kita melatih para alumni P2TIM-TB ini bukan hanya untuk bekerja di Bintuni saja tetapi juga di seluruh Indonesia bahkan juga di luar negeri.
Maka pada hari ini kami akan menyiapkan data mereka untuk kita berjuang nasib mereka di tahun depan. Saya akan tancap gas dengan mempertaruhkan garuda saya ini,” ujar Bupati Petrus Kasihiw dengan tegas.
Bupati lulusan Pasca Sarjana UGM itu juga mengatakan bahwa bagi perusahaan-perusahaan yang masuk beroperasi di Teluk Bintuni dan tidak mengindahkan ketentuan pemerintah daerah terutama dalam perekrutan tenaga kerja.
“Maka saya akan kejar dan cari mereka dan bahkan saya akan berjuang habis-habisan sampai di provinsi bahkan sampai di pusat karena mereka tidak menghargai kami.
Padahal mereka datang makan di Bintuni, lalu ambil hasil alam di Bintuni lalu pergi keluar membawa uang dari Bintuni. Orang kenyang keluar dan tinggalkan kami di sini.
Itu yang saya tidak setuju maka saya akan ketemu Gubernur, ketemu dengan Menteri BUMN untuk memperjuangkan nasib dari anak-anak Teluk Bintuni,” pungkas Bupati Bintuni dua periode itu. (01-IP)