Views: 6
BINTUNI, InspirasiPapua.id– Awalnya Datuk Nawarisa mengira kalau di Pusat Pelatihan Teknik Industri Migas Teluk Bintuni (P2TIM TB) itu hanya training biasa-biasa saja tetapi setelah dirinya lulus tes dan mengikuti training selama 3 bulan ternyata training-tarining yang diperoleh luar biasa yang tidak pernah dia dapatkan ditempat lainnya.
Datuk Nawarisa adalah salah satu anak asli dari suku Sebyar salah satu Suku Besar dari 7 Suku asli yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni yang berasal dari kampung Ekam distrik Tomu dan merupakan salah satu dari sekian banyak alumni Pusat Pelatihan Teknik Industri Migas Teluk Bintuni (P2TIM TB) yang memiliki kesempatan untuk bekerja sebagai pengawas karyawan atau tenaga kerja (labour control) di perusahaan LNG Tangguh Teluk Bintuni saat ini.
Pencapaian alumni P2TIM TB angkatan pertama (Batch-1) itu diperolehnya tidak serta merta tetapi dengan kerja keras, disiplin dalam bekerja, jujur serta selalu sopan dan ramah kepada atasan maupun orang lain.
Datuk Nawarisa yang lulus dari P2TIM TB dengan sertifikasi jurusan Scaffolding itu sangat berterima kasih kepada almamaternya P2TIM-TB karena sudah membimbing, melatih dan mengajarkannya banyak hal sehingga dirinya bisa menghadapi segala tantangan di dunia kerja dengan aman.
Dan dia pun sangat bersyukur kepada Tuhan karena tidak menyangka bisa memiliki gaji per bulan bisa membeli 1 (satu) motor metix.
Selain itu dirinya mencapai posisi dalam bekerja saat ini di LNG Tangguh sebagai Labour Control berkat P2TIM TB yang memiliki instruktur berpengalaman serta berpengetahuan luas di dunia Industri Minyak dan Gas (Migas) sehingga pada kesempatan tersebut dia juga berterima kasih kepada Petrotekno selaku operated di P2TIM TB yang memiliki sertifikasi nasional dan internasional di bidang pendidikan industri Migas yang sudah teruji dan terkenal di dunia internasional.
Datuk Nawarisa pada awalnya tidak tahu tentang P2TIM TB dan informasi mengenai P2TIM didengar dari kakaknya yang memberikan kabar bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Bintuni akan membuka tempat pelatihan atau training di SP-5 Bintuni.
Keinginannya yang begitu kuat untuk bekerja karena saat itu dia belum memiliki pekerjaan membuat dia pada saat itu juga mendaftarkan diri dan berharap bisa lulus dan dapat mengikuti training lalu dapat bekerja.
Kemudian dirinya pun ikut tes tertulis seperti peserta lainnya berupa tes matematika, bahasa Inggris, psikotes, wawancara serta medical check up (MCU) dan akhirnya dirinya dinyatakan lulus untuk masuk di P2TIM TB.
Setelah dirinya lulus dia pun masuk asrama dan mengikuti traning atau pelatihan selama 3 bulan dengan ketat.
Dimana dalam proses menjalani training selama 3 bulan dirinya mengaku banyak mendapatkan ilmu menyangkut dengan ilmu-ilmu project. Semasa mengikuti training atau pelatihan di P2TIM TB dirinya terpilih di jurusan Scaffolding.
Selama training 3 bulan Datuk Nawarisa tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menimba ilmu di P2TIM TB dan dirinya begitu bersemangat dan serius mengikuti semua training yang diberikan trainernya.
“Awalnya saya mengira di P2TIM TB hanya diberikan training biasa saja tetapi ternyata training-trainingnya luar biasa dengan ilmu pengetahuan yang baru pertama kali dia peroleh selama hidupnya,” ungkap Nawarisa.
Setelah selesai mengikuti training atau pelatihan di P2TIM TB dirinya langsung diterima di project LNG Tangguh dengan klasifikasi sebagai Scaffolder.
Salah satu lulusan terbaik yang dimiliki P2TIM TB itu bergabung dengan dunia Project di LNG Tangguh sejak tanggal 14 Desember 2018.
“Dan setelah bergabung di dunia kerja nyata saya menerapkan semua ilmu yang saya telah peroleh dari P2TIM TB yaitu mulai dari sikap ,waktu, dan bekerja sebagai Scaffolding, HSE dan lainnya,” ujar Nawarisa.
Datuk Nawarisa asal Ekam itu juga mengisahkan bahwa waktu pertama kali dirinya bergabung di project LNG Tangguh sebagai Assistant Scaffolder dengan menggunakan helem biru.
Dan pada saat bekerja apapun pekerjaannya yang disuruh oleh atasannya dia ikuti. Dia tidak pernah mengeluh dan selalu bersemangat yang dia tunjukkan dalam dirinya.
Setelah 1 tahun bekerja di LNG Tangguh sebagai Assistant Scaffolder dirinya dipanggil oleh Manajer Project dan dia ditawarkan jabatan atau posisi sebagai pengawas tenaga kerja (labour control).
“Mendapatkan job baru saya terima dengan senang hati dan pada saat itu juga helem biru yang selama ini saya gunakn berubah menjadi helem putih,” ujarnya sembari terseyum bangga.
Kesuksesan yang diraihnya saat ini tidak membuatnya menjadi orang yang sombong atau lupa diri, Datuk Nawarisa bahkan berpesan kepada adik-adiknya yang saat ini masih menjalani proses pendidikan di sekolah P2TIM TB agar tetap mengikuti aturan yang diberlakukan P2TIM TB serta jangan mudah menyerah.
“Semua yang kita pelajari di P2TIM TB itu juga yang akan kita terapkan di dunia kerja nyata seperti jam tidur, bangun pagi, makan serta jam kerja.
Maupun materi-materi yang selalu diberikan kepada kita setiap hari dari instruktur di P2TIM TB seperti belajar menghitung dan bahasa Inggris,” papar Nawarisa.
Nawarisa juga mengungkapkan bahwa tantangan yang sering dia hadapi dalam dunia kerja adalah bagaimana dirinya harus menyesuaikan diri dengan aturan kerja dan aturan keselamatan kerja (safety) yang begitu ketat yang selalu berubah kapan saja.
Selanjutnya bagaimana dirinya harus bisa menyesuaikan diri dengan orang asing dalam melengkapi dokumen-dokumen kerja yang begitu rumit dengan menggunakan bahasa Inggris.
Meski tantangan itu begitu sulit namun dirinya tidak pernah merasa malu dan bosan-bosan untuk terus berusaha dan belajar agar bisa di percaya.
“Sebab di dalam dunia kerja kita selalu dituntut harus bisa disiplin dalam bekerja, jujur, kerja keras serta senantiasa menjaga etika ketika berbicara dengan atasan maupun orang lain. Salam Dunia Project,” ujar Nawarisa. (01-IP)