Bea Cukai Dan Instruktur Didatangkan Khusus Tingkatkan Kapasitas OAP Sisar Matiti Bintuni Untuk Ekspor Sambal Udang Dan Kepiting

Bea Cukai ketika menjelaskan bagaimana cara produk unggulan diekspor ke luar negeri. IP-IST
Bagikan berita ini

Views: 0

BINTUNI, InspirasiPapua.idBea Cukai dan instruktur atau pelatih dihadirkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (PMK) kabupaten Teluk Bintuni untuk meningkatkan kapasitas atau kemampuan masyarakat khususnya orang asli Papua (OAP) Sisar Matiti Teluk Bintuni untuk ekspor sambal udang dan kepiting.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupaten Teluk Bintuni Drs. H.Haris Tahir Kaitam, M.Si. IP-IST

“Kegiatan produksi kita lakukan mengingat potensi udang dan kepiting Kabupaten Teluk Bintuni cukup besar. Dan kami bekerja sama dengan instansi vertikal maupun otonom. Dimana instansi vertikal tersebut adalah Bea dan Cukai yang memiliki kemampuan untuk melakukan ekspor impor.

Bea Cukai lebih banyak mengetahui tentang ekspor dan potensi daerah. Sehingga kita hadirkan Bea Cukai untuk menjelaskan lebih jauh soal ekspor dihadapan peserta pelatihan agar mereka lebih memahami bagaimana proses ekpor dari produk yang dihasilkan.

Begitu juga dengan instruktur atau pelatihnya ini kita datangkan khusus dari Kabupaten Wonosobo provinsi Jawa Tengah. Sebab kabupaten Wononosobo merupakan salah satu daerah industri di Pulau Jawa.

Sehingga kita berkolaborasi dengan potensi dan kemampuan ilmu pengetahuan serta jalur hukum yang ada maka kita siap untuk melakukan ekspor.

Seiring dengan Visi dan Misi Kabupaten Teluk Bintuni yaitu damai, maju, produktif dan berdaya saing,” ungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupaten Teluk Bintuni Drs. H. Haris Tahir Kaitam, M.Si media ini ketika diwawancarai di Bintuni belum lama ini.

Lanjut Kepala Dinas PMK itu bahwa produksi Sambal Udang dan Kepiting itu harus memiliki daya saing agar bisa bersaing di dunia internasional dan ini merupakan ciri khas Teluk Bintuni dengan potensi produk Sambal Udang dan Kepiting.

“Kenapa kita harus buat Sambal Udang dan Kepiting karena gampang dan mudah ditemukan serta banyak diminati baik di pasaran lokal, regional maupun internasional.

Instruktur Dr. Prayitno dari kabupaten Wonosoba Jawa TEngah ketika sedang memberikan arahan kepada Mama-mama Papua Bintuni saat mengikuti pelatihan produksi sambal Udang dan Kepiting di Sanggar PMK Jalur 09 Bajar Ausoy SP-4 Manimeri. IP-IST

Makanya saya bisa katakan bahwa kita sudah siap untuk mengekspor Sambal Udang dan Kepiting terutama oleh mama-mama Papua Bintuni.

Saya ingin kedepan mama-mama Papua Bintuni mampu memproduksi barang yang diekspor itu menjadi kemampuan mama-mama Papua Bintuni yang mudah dilaksanakan bukan hanya sekedar pelatihan saja tetapi harus mampu memproduksi.

Serta berlanjut dengan pemasaran baik lokal regional maupun internasional. Oleh sebab itu harapan saya dengan kehadiran Bea Cukai dalam memberikan penjelasan tentang ekspor ini menunjukkan bahwa kita terbuka untuk melakukan ekspor dan kedepan itu akan menjadi kenyataan.

Kemudian kedua Bea Cukai juga hadir untuk membantu mendampingi para UMKM mama-mama Papua Bintuni yaitu bagaiamana barang yang diproduksi memiliki kualitas yang bagus serta memiliki daya saing untuk diekspor,” terangnya.

Haris Tahir juga menjelaskan bahwa branch dari produk sambal Udang dan Kepiting tersebut adalah sambal Udang dan Kepiting produk mama-mama Papua Sisar Matiti.

“Pelatihan produksi Sambal Udang dan Kepiting ini melibatkan kampung-kampung yang ada di distrik Bintuni dan Manimeri. Serta distrik Taroi dan Sumuri.

Dimana distrik-distrik tersebut memiliki potensi-potensi Udang dan Kepiting yang cukup melimpah. Dimana nantinya masyarakat Papua atau mama-mama Papua Bintuni ini akan melahirkan produk masing-masing dengan kemampuan yang sama dengan cara yang sama serta rasa yang sama pula dengan branding Sambal Udang dan Kepiting produksi mama-mama Papua Sisar Matiti.

Fasilitatornya didatangkan dari kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah yaitu Dr. Prayitno di sana beliau adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Wonosobo.

Mereka di sana memang bergelut dengan dunia industri bagaimana setiap tahun produksinya bisa jalan. Kemudian narasumber kedua  Bea Cukai tujuannya bagaimana produk ini jadi laku dijual tidak hanya dilihat-lihat saja atau hanya dijual lokal saja tetapi produk ini harus bisa bersifat nasional.

Selain itu kita juga bekerja sama dengan Dinas Perindagkop dan UMKM Kabupaten Teluk Bintuni dimana kita berkolaborasi untuk bersinergi mewujudkan cita-cita atau mimpi masyarakat kabupaten Teluk Bintuni yang damai, maju, priduktif dan berdaya saing,” paparnya.

Haris Tahir juga menjelaskan bahwa pelatihan yang dilakukan tersebut merupakan pendampingan pertama dan pendampingan kedua adalah pendampingan produksi serta pendampingan ketiga adalah ekspor.

“Dari Bea Cukai sudah siap melakukan pendampingan dimana mereka  juga terlibat dalam mengurus masalah peningkatan kapasitas dan pemulihan ekonomi nasional dari sektor pajak, ekspor dan impor.

Dalam melakukan produksi kita tidak bisa jalan sendiri tetapi harus dilakukan pendampingan serta pemberian modal usaha kepada mama-mama Papua Bintuni agar mereka bisa mandiri. Kalau itu tidak ada maka untuk melakukan produksi ekspor itu sulit terwujud.

Dalam memproduksi samabal udang dan kepiting ini sangat mudah dilakukan dan kita optimis sebab kita sebelumnya sudah pernah mencoba memproduksi sambal udang dan kepiting dan itu sangat laris dipasaran lokal. Namun saat itu kita belum bisa tingkatkan menjadi barang ekspor.

Tetapi melalui pelatihan kedua kali ini mama-mama Papua Bintuni harus tahu standar ekspor seperti apa?. Dan mereka akan didampingi terus oleh Bea Cukai sampai barang tersebut laku. Dan bahkan Bea Cukai akan memamerkan produk tersebut antara Bea Cukai secara nasional serta dengan perwakilan di luar negeri.

Bea Cukai ini melakukan pendampingan permintaan pasar dunia seperti apa?, rasanya seperti apa dan dari segi higienesnya bagaimana?. Dan berapa standar produksinya per bulan, per tahun bahkan oleh masing- masing lingkungan atau wilayah dan negara mana yang akan menjadi tujuan ekspor.

Terkait hal itu saya berharap setelah mama-mama Papua Bintuni ini dilatih cara memproduksi sambal udang dan kepiting maka kedepan mereka langsung produksi terus karena metode produksi sambal udang dan kepiting oleh Dr. Prayitno ini gampang sekali dan mudah dilakukan.

Dan itu sangat bisa dilakukan oleh oleh mama-mama Papua Bintuni. Pasar sudah ada dan produksinya bisa dilakukan di rumah-rumah. Sehingga tidak harus memerlukan industri yang besar atau mahal tetapi ini industri yang sederhana. Soal harga pasaran sebelumnya dengan harga Rp. 25 ribu dengan ukuran botol lebih kecil atau berukuran seper delapan kilo.

Dan sekarang harga sambal udang dan kepiting ini ukuran botol 500 ml bisa dijual dengan harga  Rp. 100 ribu,” paparnya.

Kepala Dinas PMK itu juga menambahkan bahwa pasar sambal udang dan kepiting ini untuk lokal itu siap untuk dikonsumsi. “Namun sekarang kita juga menyiapkan sambal udang dan kepiting ini dengan standar serta kritria-kriteria dan sasarannya.

Serta negara-negara mana saja yang membutuhkannya. Berapa yang nanti negara tersebut butuh  itu yang akan terus didampingi oleh Bea Cukai. Makanya kita mulai menyiapkan pelatihan, mental, fisik serta kesiapan masyarakat untuk produksi sambal udang dan kepiting.

Jangan sampai permintaan sambal udang dan kepiting ini banyak lalu produksinya tidak ada ini yang harus kita antisipasi. Dan yang menarik di sini adalah kepiting yang digunakan adalah kepiting yang tidak laku di pasaran ibaratnya memiliki kualitas barang sampah diubah menjadi emas.

Artinya produk yang kita buat ini berasal dari kepiting yang tidak laku di pasaran artinya bukan untuk ekspor tetapi kita bisa manfaatkan untuk diolah menjadi produk Sambal Udang dan Kepiting.

Dan setelah kita olah menjadi sambal udang dan kepiting lalu kemas dalam botol harganya menjadi lebih mahal di pasaran.

Jadi setelah produksi dan dikemas dalam botol itu langsung kita Lounching. Apabila peraturan Balai POM sudah dikeluarkan atau sudah memenuhi standar maka nanti kita akan lakukan Lounching ekspor,” pungkasnya. (01-IP)

About Post Author

banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *