Siapkan Tenaga Kerja Itu Keharusan Bagi Pemda Agar Orang Bintuni Tidak Jadi Penonton
BINTUNI, InspirasiPapua.id- Sebagai daerah penghasil Minyak dan Gas Bumi (Migas) terbesar di Indonesia, ini alasan Bupati Teluk Bintuni Candidat Doktor Ir. Petrus Kasihiw, MT, Rabu (15/03/2023) lalu ketika dirinya menghadiri acara Penutupan Program Pelatihan Kejuruan Teknik Produksi Minyak dan Gas Bumi di Ciloto untuk lulusan 30 Putra-Putri Terbaik Kabupaten Teluk Bintuni kerja sama dengan Petrotekno yang disponsori BP dan SKK Migas.
Adapun alasan Bupati Teluk Bintuni Ir. Petrus Kasihiw, MT bahwa Bintuni sebagai daerah penghasil Migas maka keharusan pemerintah daerah Bintuni untuk mempersiapkan tenaga kerja agar orang Bintuni tidak jadi penonton di Tanahnya sendiri.
Nampak 30 lulusan Program Pelatihan Kejuruan Teknik Produksi Minyak dan Gas Bumi di Ciloto dari Bintuni. IP-IST
“Akan ada pertanyaan setelah anak-anak pulang bahwa kami kerja dimana?. Selain itu juga ada orang mengatakan kenapa Bapak Bupati Bintuni membuat P2TIM yang sudah meluluskan 10 angkatan dimana ada 1000 anak-anak Teluk Bintuni yang kita siapkan ditambah lagi 30 anak-anak Bintuni yang spesialis lulusan Ciloto dan juga yang sudah pernah Wisuda di Ciloto dan telah masuk di pasar kerja di LNG Tangguh kenapa masih ada yang menganggur?.
Sebagai daerah penghasil Migas Bupati Teluk Bintuni 2 periode itu mengatakan bahwa Pemda Teluk Bintuni perlu menyiapkan payung sebelum turun hujan.
Bupati Teluk Bintuni Ir. Petrus Kasihiw, MT ketika berikan sambutan pada acara Penupan Penutupan Program Pelatihan Kejuruan Teknik Produksi Minyak dan Gas Bumi di Ciloto Cianjur Jawa Barat. IP-IST
Artinya menyiapkan tenaga kerja itu suatu keharusan bagi pemerintah daerah (Pemda) baru kita menyambut pasar kerja. Karena pasar kerja itu kita tidak bisa prediksi kapan ada. Itu menyangkut kebijakan besar pemerintah.
Sehingga kita harus siap karena kalau kita tidak siap lalu pasar kerja kebijakan pemerintah membangun industri-industri di wilayah timur atau di seluruh Indonesia maka kita akan menjadi penonton dan akhirnya orang lain yang masuk kerja di Bintuni sedangkan kita hanya bisa ribut,” ungkap Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw dalam pressrealisenya yang disampaikan Kabag Humas dan Protokoler Setda Teluk Bintuni Dominggus Pattykawa, Kamis (24/03/2023) kepada wartawan di Bintuni.
Nampak Bupati Bintuni Ir. Petrus Kasihiw, MT ketika menyerahkan sertifikat kelulusan secara simbolis kepada salah satu lulusan Ciloto. IP-IST
Lanjut Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw bahwa sudah sejak lama minyak dan gas bumi memainkan peranan yang strategis dalam usaha membangun serta menumbuhkan ekonomi Indonesia terkhusus Teluk Bintuni menjadi sasaran atau tujuan Pembangunan Strategis Nasional.
“Tentunya kedepan kita harus siap yaitu siapkan diri, daerah, siapkan tenaga, siapkan sumber daya manusia untuk masuk dalam satu pola investasi kerja Migas yang membutuhkan orang-orang yang Tangguh dan Terampil dengan realiasi produksi Migas yang besar.
Bintuni memliki sektor unggulan yaitu Minyak dan Gas Bumi dan ini menjadi kegembiraan tersendiri bagi Pemda Teluk Bintuni atas kelulusan 30 anak pada Program Pelatihan Kejuruan Teknik Produksi Minyak dan Gas Bumi di Ciloto Kabupaten Cianjur.
Nampak Istri Bupati Bintuni Ny. Friska Pricilia Kasihiw bersama orang lulusan Ciloto tua saksikan anak-anaknya yang baru lulus dari Program Pelatihan Kejuruan Teknik Produksi Minyak dan Gas Bumi Ciloto Cianjur Jawa Barat. IP-IST
Ke-30 anak itu sudah 18 bulan digembleng dan dididik di Ciloto dan akan menjadi orang-orang terdepan membawa masa depan Bintuni yang lebih baik,” papar Bupati Kasihiw.
Bupati Kasihiw juga mengatakan bahwa pelatihan tersebut dalam menghadirkan ketrampilan, kemampuan, keunggulan untuk masuk ke dunia kerja terutama di sektor Migas.
“Anak-anak Teluk Bintuni akan masuk dunia kerja yang suasananya berbeda dengan waktu masih dalam Pendidikan atau saat pelatihan. Mungkin apa yang didapatkan di dunia Pendidikan mirip-mirip tetapi tidak semua perusahaan Migas mempunyai model yang sama.
Kemudian apakah Pemda Teluk Bintuni gagal dalam menyiapkan sumber daya manusia?. Saya katakan tidak gagal. Kalau alumnus P2TIM atau Ciloto dari Bintuni gagal untuk apa kita menghabiskan dana yang cukup besar untuk melatih mereka.
Untuk apa anak-anak meninggalkan negeri Sisar Matiti atau kali kabur datang ke Ciloto untuk mengikuti pendidikan yaitu untuk merubah pola pikir atau cara berpikir kita cara pandang kita bagaimana anak-anak Papua bisa bersaing dengan saudara-saudara kita yang lain dan itu bisa. Namun yang belum bisa adalah kita belum sadar bahwa kita bisa.
Kalau Pendidikan atau pelatihan P2TIM dan di Ciloto itu gagal maka saya mau bilang Pendidikan formal lebih gagal lagi menciptakan sarjana-sarjana yang pulang menganggur dan menjadikan beban bagi pemerintah,” tutur Bupati Kasihiw.
Bupati Kasihiw juga menjelaskan bahwa dirinya tertarik dengan tulisan yang terpampang pada acara tersebut bahwa Kita Siap Berperan Bersatu Membangun Kabupaten Teluk Bintuni.
Membangun artinya adik-adik yang pada hari ini akan pulang memiliki style yang berbeda dengan anak-anak Bintuni lainnya.
Bupati Kasihiw juga mengingatkan bahwa tidak harus dalam pekerjaan sektor Migas itu kita semua menyerbu pasar kerja LNG Tangguh karena nanti lapangan pekerjaan bisa saja beda-beda ada yang ke Brunei Darussalam di sana sudah ada anak-anak kita 19 orang di Brunei Darussalam.
“Ada yang di Weda, ada yang di Batam, ada yang di Timur Tengah di Qatar dan siapa tahu adik-adik yang ada sekarang ini nantinya ada di Qatar.
Pemda Teluk Bintuni dan Petrotekno selalu berjuang dan mencari dan menemukan pasar kerja untuk lulusan-lulusan kita. Walaupun pada hari ini masih ada yang belum ditempatkan itu hal yang wajar jangan kecewa.
Nanti di Bintuni kita berencana membangun Bengkel Kerja untuk terus mengasah ketrampilan adik-adik sebelum kita lepaskan ke Pasar Kerja di seluruh dunia. Jadi pasar kerja adik-adik bukan hanya di BP Tangguh saja,” ujar Bupati Kasihiw. (ahd-IP)