Views: 171
BINTUNI, InspirasiPapua.id- Pemerintah kabupaten Teluk Bintuni merasa bangga dan memberikan apresiasi kepada Ikatan Keluarga Toraja (IKT) yang sudah menghadirkan rumah adat Toraja Tongkonan di Bintuni.

“Tentunya dengan kehadiran Tongkonan ini di Bintuni akan menambah kekayaan budaya dan keragaman budaya Indonesia di daerah ini.
Hari ini kita melihat Tongkonan sebagai bagian kekayaan dan keragaman bangsa Indonesia, semua adalah kekayaan budaya bangsa yang terus terpelihara, terus dilestarikan sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa,” ungkap Wakil Bupati Teluk Bintuni Matret Kokop, SH, Sabtu (22/10/2022).

Pada saat dirinya mewakili Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni meresmikan rumah adat IKT Teluk Bintuni di Tanah Merah kampung Awarepi Distrik Bintuni.
Wakil Bupati Teluk Bintuni dua periode itu juga mengatakan bahwa dengan adanya rumah adat Tongkonan tersebut dapat meningkatkan pendapatan dalam bidang pariwisata karena akan menjadi destinasi wisata bagi warga Bintuni maupun dari luar Bintuni.

Wabup juga mengakui bahwa dengan keberadaan masyarakat Toraja atau IKT Teluk Bintuni di Tanah Sisar Matiti ini telah banyak membantu pemerintah daerah yaitu terutama turut andil dalam menyukseskan program-program pembangunan dalam bidang pemerintahan maupun diberbagai sektor lainnya.
“Terkait hal itu saya berpesan kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni untuk terus menjaga dan memelihara keragaman budaya yang ada di daerah ini.
Dan khususnya kepada seluruh masyarakat Toraja bersama-sama masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni untuk terus menjaga serta memelihara keberagaman, kerukunan antar suku, agama serta budaya yang ada di daerah ini,” papar Wabup.

Di tempat yang sama, Ketua Panitia Pembangunan Tongkonan Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Kabupaten Teluk Bintuni Yosep Dian dalam laporannya dihadapan dua ribu warga IKT Teluk Bintuni mengatakan bahwa rumah adat Tongkonan bisa berdiri berkat hasil swadaya dari seluruh warga IKT Teluk Bintuni.
“Satu Tongkonan dan delapan alang-alang atau lumbung dibangun dengan biaya kurang lebih Rp.2,5 milyar dimana biaya pembangunan Tongkonan beserta alang-alang tersebut merupakan swadaya dari warga IKT yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni,” tutur Yosep Dian sembari mengucapkan terima kasih kepada warga IKT yang ada di kabupatern Teluk Bintuni yang telah menghadirkan miniatur Tongkonan dan alang-alang tersebut.

Kemudian Ketua IKT Kabupaten Teluk Bintuni Martinus Manatin didampingi segenap pengurus IKT Teluk Bintuni mengatakan bahwa Tongkonan itu menjadi kebutuhan untuk tempat berkumpul bagi masyarakat Toraja.
“Tongkonan ini akan kami jadikan sekretariat dan ini adalah kebutuhan kami, bukan untuk kemegahan tetapi kami akan gunakan Tongkonan tersebut baik suka maupun duka.
Oleh karena itu saya menitipkan bangunan tersebut kepada masyarakat Teluk Bintuni, khususnya kepada masyarakat IKT yang ada di daerah ini untuk digunakan dengan sebaik-baiknya,” pesan Manatin.

Pada kesempatan itu Manatin juga menambahkan bahwa dirinya kini telah bertugas di Kabupaten Toraja Utara dengan menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan, sehingga dirinya tidak dapat bertemu setiap hari dengan warga IKT yang ada di daerah ini,” paparnya.
Ketua IKT Teluk Bintuni itu juga mengingatkan bahwa kepengurusan IKT Teluk Bintuni sudah berakhir pada bulan April 2022, oleh karena itu ia meminta kepada seluruh masyarakat IKT Teluk Bintuni untuk segera menggelar musyawarah daerah (Musda) IKT Teluk Bintuni guna memilih pengurus baru yang terbaik.

“Saya berpesan kepada seluruh keluarga Toraja pilihlah pengurus yang terbaik di antara kita yang akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, dapat mengayomi seluruh rumpun masyarakat Toraja yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni dan sanggup berdampingan dengan suku-suku lainnya yang ada di daerah ini,” harapnya.
Selanjutnya Pengurus IKT Provinsi Papua Barat Matius Menteng mewakili Ketua IKT Papua Barat menambahkan bahwa dengan keberadaan Tongkonan ini nantinya akan dijadikan tempat berkumpul bagi masyarakat Toraja serta tempat untuk melatih kesenian dan budaya.

“Selain tempat untuk melatih seni dan budaya, juga dapat dijadikan tempat wisata. Adanya Tongkonan tersebut merupakan wujud adanya masyarakat Toraja di Papua khususnya di kabupaten Teluk Bintuni,” pungkasnya.
Usai acara ibadah syukuran dan Peresmian rumah adat Tongkonan IKT Teluk Bintuni Wakil Ketua IKT Teluk Bintuni drg. Ferdinand Mangalik kepada wartawan ketika diwawancarai mengatakan bahwa kehadiran Tongkonan berasal dari kata Tongkon artinya duduk bersama menyelesaikan segala permasalahan, berdiskusi di suatu tempat yang namanya Tongkonan.

“Jadi Tongkonan itu suatu wadah untuk bertemu berbagai rumpun keluarga untuk menyelesaikan berbagai persoalan, tantangan, perencanaan yang ada dan segala-segalanya itu kita duduk bersama selesaikan di Tongkonan.
Ide pembangunan Tongkonan ini tercetus karena kita rumpun Toraja jauh dirantau maka dengan adanya Tongkonan ini ada wadah kita untuk bertemu.
Yaitu tempat bersilaturahmi mungkin ada yang berasal dari satu kampung, satu distrik yang ada di Toraja lalu bertemu perantauan atau daerah ini sebagai satu keluarga.

Kehadiran kami di Teluk Bintuni tentunya harus mengikuti kearifan lokal yang ada di daerah ini yaitu dimana Bumi Dipijak Di Situ Langit Dijunjung sebagai orang atau suku Toraja kita harus bisa menempatkan diri dimana kita berada.
Dan tentunya kita harus bersinergi dengan suku-suku lainnya untuk membangun kabupaten ini. Artinya kehadiran IKT Teluk Bintuni adalah bagian dari 7 (tujuh) suku untuk memperkaya keragaman budaya di kabupaten ini.
Dan tidak ada satu pun niat negatif kami. Karena kalau jumlah kita sudah ribuan di daerah ini tentunya kalau tidak ada wadah untuk tempat kita bertemu dan duduk bersama itu tentunya dapat membuat kita susah atau kesulitan,” tutur Ferdinand.

Wakil Ketua IKT yang kesehariannya itu adalah Plt RSUD Bintuni juga menambahkan bahwa dengan adanya Tongkonan yang dibangun di Bintuni itu bisa menjadi destinasi wisata.
Kenapa? karena Tanah Toraja dari sisi wisata sudah terkenal di seluruh belahan dunia sejak lama. Maka dengan kehadirian Tongkonan di sini menunjukkan miniatur rumah adat Tongkonan agar orang bisa tahu dan merasakan seperti kalau ada di Tanah Toraja.
Dan bahkan kalau ada yang mau melihat rumah adat Tongkonan yang asli itu bisa datang langsung ke Tanah Toraja,” ujarnya.
