Views: 199
Kepala KUPP Kelas II Bintuni Capt. Yovan Siahaan Akan Hidupkan Kembali Pengiriman Barang Lewat Peti Kemas
BINTUNI,InspirasiPapua.id- Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas II Bintuni Capt. Yovan Siahaan bertekad akan menghidupkan kembali pengiriman barang dari Jawa ke Bintuni menggunakan peti kemas.
“Sewaktu serah terima pejabat lama telah menyampaikan bahwa sudah menjalin komunikasi lagi dengan pihak SPIL atau pun perusahaan-perusahaan yang mengangkut peti kemas.
Dan setelah saya serah terima lalu duduk bersama dengan ketua asosiasi Indonesia Nasional Ship Owner (INSO) atau perkumpulan pemilik kapal dan mungkin kita akan full up lagi soal angkutan barang melalui peti kemas kepada mereka.
Dimana saya akan jalin komunikasi lagi kedepannya dengan SPIL atau KEMAS serta beberapa jasa pelayaran yang mengangkut peti kemas seperti SPIL, KEMAS, MERATUS dan semua perusahaan-perusahaan Indonesia,” ungkap Kepala KUPP Kelas II Bintuni Capt. Yovan Siahaan kepada media ini ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya di Kantor KUPP Kelas II Bintuni di Kelurahan Bintuni Barat belum lama ini.
Capt. Yovan Siahaan juga mengatakan bahwa dirinya akan mencoba menjajaki lagi soal pengiriman barang dengan peti kemas yang sudah pernah berjalan di Bintuni.
“Nanti kita akan tanyakan kepada mereka kendalanya apa saja. Dan pada prinsipnya kami di KUPP sangat welcome apabila ada perusahaan yang mau berinvestasi di Bintuni apalagi kepentingannya untuk membangun maka kami akan selalu welcome.
Mungkin dengan peti kemas dapat membawa komuditi-komuditi yang digunakan atau dibutuhkan di Bintuni. Bahkan secara lisan akan diusahakan oleh pengusaha-pengusaha ketika kapal barang kembali ke Jawa dengan peti kemas itu isinya tidak kosong.
Sebab kalau peti kemas dibawa kembali ke Jawa kosong tanpa isi mungkin pertimbangannya menyangkut biaya operasional,” terangnya.
Kemudian Kepala KUPP Kelas II Bintuni itu juga menanggapi barang yang diangkut dengan truk dari Manokwari dimana kemungkinan perusahaan datangkan barang lewat peti kemas dari Manokwari atau beli barang dari Manokwari.
Dirinya menjawab bahwa menurut peniliannya kalau seandainya barang itu katakan langsung dari Jawa efisiennya memang barang tersebut dengan peti kemas langsung masuk ke Bintuni.
“Namun saya tidak tahu pertimbangan para pengusaha mengapa dia masukkan barang lewat Manokwari apakah karena Manokwari pelabuhannya cukup ramai atau bagaimana. Ini saya belum bisa memberikan jawaban yang valid.
Karena saya baru akan meneruskan pembicaraan yang sudah dilakukan pejabat lama. Kemungkinan saya akan secepatnya memfull up ke perusahaan-perusahaan tersebut. Kendala-kendalanya apa saja.
Saya lihat sewaktu saya patroli sampai ke muara sepertinya kendalanya tidak ada sebab alur masuk pelayarannya juga bagus dan di muara juga lautnya dalam.
Yang mungkin saya belum ketahui yaitu menyangkut operasionalnya mereka. Pertimbangan mereka masuk ke sini apa ada barang yang juga mereka bisa bawa balik ke Jawa. Mungkin pertimbangannya seperti itu.
Dan setelah saya melakukan komunikasi dengan asosiasi INSO atau perkumpulan pemilik kapal sepertinya kedepan kita akan coba konektivitas lagi yaitu kapal bisa masuk membawa peti kemas.
Kemudian pengusaha-pengusaha di sini mungkin mencari ikan atau hasil laut sebagai muatan yang bisa dibawa ke Jawa sehingga mereka mungkin pulang tidak kosong sehingga dapat mengurangi biaya cost mereka.
Apapun komuditi yang ada di Bintuni yang mau di pasarkan keluar itu bisa diangkut dengan peti kemas. Oleh sebab itu mengapa saya menggandeng Indonesia Nasional Ship Owner (INSO).
Yaitu kumpulan atau asosiasi para pemilik-pemilik kapal supaya mencarikan atau mengusahakan komuditi apa yang kira-kira bisa dibawa keluar dari Bintuni yang bisa menekan cost operasional mereka,” pungkas Siahaan. (ahd-IP)