Views: 115
Dinkes Teluk Bintuni Adakan Pelatihan Asma,
Penyakit Paru Obstruksi Kronik Kepada Nakes Puskesmas
BINTUNI, InspirasiPapua id- Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukan prevalens Asma di Indonesia sebesar 2,4% dengan prevalens pada laki-laki sebanyak 2,3% dan perempuan sebesar 2,5%.
Prevalens Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) berdasarkan Riskesdas tahun 2013 sebesar 3,7% dengan prevalens pada laki-laki 4,4% dan perempuan 4,6%.
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) telah memperkenalkan strategi Pendekatan Praktis Kesehatan Paru sejak tahun 2008.
“Untuk menegaskan diagnosis penyakit Tuberkulosis, Pneumonia, Asma dan PPOK. Kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama).
Perlu ditingkatkan untuk menerapkan Strategi Pendekatan Praktis Terhadap Kesehatan Paru sehingga diagnosis dini, pencegahan dan pengendalian terhadap 4 penyakit tersebut dapat ditingkatkan,” terang dr.Wiendo Syahputra Yahya, Sp.P, FAPSR, FISR Sabtu (16/9/2023) dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Papua kepada media ini di Bintuni.
Dokter Spesialis Paru RSUD Teluk Bintuni dr. Wiendo Syaputra juga menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan mengadakan Pelatihan Pengendalian Asma dan Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) kepada Tenaga Kesehatan (Nakes) yang bertugas pada 13 Puskesmas (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) di Teluk Bintuni pada hari Selasa sampai Jumat, yaitu dari tanggal 12 sampai 15 September 2023 di Aula Kartini Kali Kodok Distrik Bintuni.
“Jumlah peserta pelatihan sebanyak 26 orang yang terdiri dari 13 orang Dokter dan 13 orang Penanggungjawab Program Penyakit Tidak Menular (PTM).
Berasal dari Puskesmas Jagiro, Tembuni, Tohiba, Bintuni, Manimeri, Muturi, Babo, Kuri, Tanah Merah, Tofoy, Aranday, Weriagar, Kalitami,” tutur Wiendo.
Dr. Spesiasialis Paru itu menyebutkan bahwa pelatihan itu dilaksanakan secara tatap muka dengan metode penyajian materi oleh fasilitator dengan tanya jawab, diskusi kasus, dan latihan menyusun laporan dan dokumen yang dibutuhkan untuk pencatatan dan pelaporan terkait penanganan pasien Asma dan PPOK.
Biaya Pelatihan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Kesehatan Teluk Bintuni Tahun Anggaran 2023.
Pelatihan ini dibuka dan ditutup oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Teluk Bintuni,” papar dr. Wiendo.
Catatan media ini, narasumber atau fasilitator pelatihan Asma dan PPOK berasal dari Dinas Kesehatan Propinsi Papua Barat dan dr.Wiendo Syahputra Yahya, Sp.P, FAPSR, FISR dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Papua.
Selanjutnya dr.Henry Leo, Sp.A dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Papua Barat.
Sementara narasumber dari Dinas Kesehatan Papua Barat menyampaikan materi tentang Kebijakan dan Strategi Pencegahan dan Pengendalian Asma dan PPOK.
Disamping itu juga menyajikan materi tentang pencatatan dan pelaporan serta Anti Korupsi dan Rencana Tindak Lanjut.
Sedangkan materi yang disampaikan oleh dr. Wiendo meliputi Pendekatan Praktis Kesehatan Paru di Puskesmas (FKTP/Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama).
Pencegahan dan Pengendalian Asma Pada Dewasa di FKTP, Pemeriksaan Spirometri (Fungsi Paru), Pencegahan dan Pengendalian PPOK di FKTP.
Serta Skrining PPOK dengan Kuisioner PUMA di Puskesmas.
Narasumber lainnya dr. Henry menyampaikan materi tentang Pencegahan dan Pengendalian Asma Pada Anak di FKTP. (ahd-IP)