Views: 24
Tim Verifikasi Pusat Fokus Di 3 Wilayah Kelompok TKM
BINTUNI,InspirasiPapua.id- Tim Verifikasi Pusat fokus pada 3 wilayah Kelompok Tenaga Kerja Mandiri (TKM) untuk melakukan verifikasi dan mendata Kelompok Tenaga Kerja Mandiri yang mengajukan komuditi jenis usaha.
“Ketiga wilayah tersebut terdiri dari distrik Merdey, distrik Bintuni serta distrik Manimeri. Verifikasi yang ada untuk melihat komoditi terkait pengajuan tenaga kerja mandiri (TKM)-TKM yang ada di kabupaten Teluk Bintuni.
Dari verifikas tersebut untuk di distrik Merdey ada 4 komoditi yang akan dikembangkan yaitu kripik dari kasbi, kripik keladi, minyak buah merah serta selesai nenas yang dikelola oleh 5 kelompok TKM.
Dimana satu kelompok terdiri dari 10 orang akan mengelola kripik dari kasbi, 1 kelompok akan mengelola kripik dari keladi dan satu kelompok lagi akan mengelola minyak buah merah.
Dimana minyak buah merah ini sudah banyak yang diproduksi di Bintuni namun di Merdey akan distrealisasi soal higieniesnya.
Kemudian 1 lagi komuditi nenas di distrik Merdey dari hasil kebun nenas cukup banyak namun orang tidak tahu mengelolanya mereka hanya tahu datang makan ketika nenas masak.
Sedangkan untuk pemanfaatan dari nenas belum ada. Sehingga teman-teman dari Balai Latihan Kerja BLK Sorong dan Kementrian Tenaga Kerja serta IPB Bogor mereka rencanakan membuka peluang usaha selei nenas di distrik Merdey,” ungkap Penanggung jawab Rembuk Kawasan Herman Ruban, Selasa (08/8/2023) kepada media ini di Bintuni.
Selanjutnya Herry sapaan akrab Penanggung Jawab Kawasan itu menjelaskan bahwa untuk verifikasi di Masina dan Merdey itu prioritas dari Kementrian dan IPB Bogor.
“Untuk di Masina verifikasi penambahan 4 kelompok yaitu 2 kelompok untuk budidaya ikan tawar dan ikan sembilan untuk memenuhi pabrik pengalengan ikan di kabupaten Teluk Bintuni.
Kemudian 2 kelompok lainnya yaitu pemanfaatan buah mangrove yaitu kira-kira buah mangrove ini bisa jadi apa?, dikelola bisa jadi komoditi apa sehingga Tim membentuk 2 kelompok lagi untuk mengelola buah mangrove untuk dijadikan komoditi yang dapat meningkatkan pendapatan warga Masyarakat Bintuni?.
Apakah tepung, coco crans itu nanti dibantu oleh ahlinya yaitu Ibu Lince Idoorway untuk pengelolaan. Lalu di luar dari pada itu beberapa kelompok yang tersebar di Bintuni dan Manimeri itu lebih banyak ke pengelolaan budidaya ikan mujair, nila yang dilakukan beberapa kelompok dan ada satu kelompok yang juga membuat usaha peternakan babi.
Serta satu kelompok lagi khusus untuk pengelolaan abon kepiting. Kita lihat selama ini orang kirim kepiting dalam bentuk hidup, orang datang makan kepiting di Bintuni dan tidak pernah berpikir ketika orang datang berkunjung ke Bintuni selain makan kepiting mereka juga bisa bawa oleh-oleh dari Bintuni yaitu abaon kepiting dalam bentuk kemasan.
Itulah yang menjadi pertimbangan satu kelompok itu disiapkan untuk pengelolaan abon kepiting yang berlokasi di SP-1 kampung Waraitama,” papar Herry Ruban.
Herry juga menyebutkan bahwa kehadiran Tim Verifikasi di Bintuni adalah untuk mendata dan memverifikasi terkait kesiapan bahan baku, lokasi TKM tersebut dan harus dipastikan bahwa semua lengkap.
“Terus ada juga satu kelompok yang mengelola peternakan ayam potong. Dimana selama ini di Bintuni harga ayam potong bervariasi yaitu ada Rp. 50 ribu di pasar, ada juga yang mungkin dijual dengan kiloan.
Kita lihat peluang usaha ayam potong ini memiliki prospek kenapa mesti di datangkan ayam potong dari luar Bintuni kalau Masyarakat kita ada yang bisa untuk membuka peluang usaha ayam potong itu. Agar mereka juga bisa terlibat dalam pasar di Bintuni,” tutur Ruban.
Herman Ruban juga menegaskan bahwa Tim Verifikasi itu akan kembali pusat dan melaporkan hasil pendataan dan verifikasi di kabupaten Teluk Bintuni dan dari hasil ini akan dipertimbangkan oleh pusat yaitu IPB untuk merekomendasikan ke Kementrian Tenaga Kerja apakah usaha-usaha yang jalankan kelompok TKM ini layak atau tidak.
“Program yang dijalankan kelompok ini bisa jalan kah tidak itu yang akan mereka lihat. Dan program ini juga kami sudah ke Dinas Tenaga Kerja Teluk Bintuni dan bertemu dengan Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan melaporkan terkait verifikasi usaha dari kelompok TKM karena Dinas Tenaga Kerja juga masuk dalam Rembuk Kawasan dan merupakan salah dinas yang ikut menandatangani MoU-nya.
Menurut Sekretaris Dinas Tenaga Kerja sudah melaporkan Program Rembuk Kawasan ini ke Plt. Kepala Dinas Tenaga Kerja Teluk Bintuni. Dimana Kepala Dinas juga sudah melaporkan hal tersebut ke Bupati Teluk Bintuni.
Dan menurut informasi Bapak Bupati sangat merespon baik terkait adanya program ini.
Dan saya menyampaikan bahwa harapannya kepada pemerintah daerah bisa membantu lebih mendorong lagi supaya ekonomi kerakyatan itu betul-betul bermanfaat.
Nanti pada bulan Agustus tim baru lagi akan turun ke Bintuni untuk memastikan karena kita punya waktu batas ditanggal 31 Agustus 2023. Jadi verifikasi selesai maka tim baru akan datang meninjau dan memastikan bahwa tim verifikasi memang betul-betul datang ke Bintuni dan turun ke lapangan dan menemui semua kelompok TKM yang ada di kabupaten Teluk Bintuni.
Dan setelah mereka menganggap hasil verifikasi benar-benar valid barulah kemudian dana dikucurkan kepada sertiap kelompok TKM sehingga ada perputaran uang di Masyarakat.
Tentunya itu kita harapkan sebelum dilaksanakannya Festival Mangrove pada bulan Oktober 2023 mendatang.
Semua program di Masina sudah berjalan dan siap menyambut Festival Mangrove dan bisa dinikmati oleh tamu yang datang sebab pulau Masina dan Merdey menjadi prioritas dari program Rembuk Kawasan ini,” papar Herry Ruban. (ahd-IP)