Views: 7
BINTUNI, InspirasiPapua.id– Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga (Dinas Dikbudpora) Kabupaten Teluk Bintuni, Sabtu (30/07/2022) sekitar pukul 10.00 Wit melakukan pertemuan dengan pihak Karang Taruna dan orang tua (Ortu) siswa SMP Negeri Taroi serta masyarakat Taroi bahwa palang hanya dibuka satu minggu.

Apabila dalam satu minggu itu Kepala Sekolah baru atau nota tugas kepala sekolah untuk SMP Negeri Taroi belum juga dipenuhi oleh dinas pendidikan maka Karang Taruna dan orang tua (Ortu) siswa SMP Negeri Taroi serta masyarakat Taroi akan kembali memalang sekolah tersebut.
“Pada hari, Sabtu (30/07/2022) kami sudah melakukan pertemuan dengan utusan dari dinas Dikbudpora Bintuni Syahrul Tatuta bagian mutasi yang turun di distrik Taroi untuk menyelesaikan masalah pemalangan SMP Negeri Taroi dimana ada beberapa persyaratan yang kita masukkan dalam pernyataan sikap.
Yaitu pertama kami masyarakat Taroi meminta pergantian kepala sekolah segera dilakukan. Dan kami meminta yang menjadi kepala sekolah di SMP Negeri Taroi adalah anak asli Taroi.
Dalam pertemuan itu juga kami menyampaikan tuntutan bahwa sampai adanya kepala sekolah baru baru palang bisa kami buka.
Maksudnya Kepala Sekolah baru yang nanti akan membuka palang tersebut. Demikian inti dari 16 pernyataan yang kami sampaikan kepada pihak Dinas Dikbudpora Bintuni ketika kami melakukan pertemuan di kantor SMP Negeri Taroi,” ungkap Ketua Tarang Taruna Taroi Abdul Thalib Bauw kepada media ini, Minggu (31/07/2022) ketika dikonfirmasi via handphone di Taroi.
Ketua Karang Tarua Taroi itu juga menjelaskan bahwa saat pihaknya dan Ortu siswa serta masyarakat distrik Taroi berbicara dari hati ke hati dengan utusan dari Dinas Dikbudpora Kabupaten Teluk Bintuni itu.
“Dimana kita sepakati membuka palang SMP Negeri Taroi hanya 1 minggu dan kalau tuntutan kami tidak terealisasi.
Maka sekolah SMP Negeri Taroi kita palang kembali. Dan saya sebagai Ketua Karang Taruna akan turun pimpin pemuda dan kita naik ke Dinas Pendidikan untuk demo pemalangan SMP Negeri Taroi.
Abdul Thalib Bauw yang kesehariannya juga adalah sebagai Ketua RT kampung Taroi menambahkan bahwa sebenarnya pemalangan SMP Negeri Taroi yang dilakukan itu masyarakat yang ada di luar Taroi tidak tahu apa yang kita rasakan di disana.
“Karena sebelum kita melakukan pemalangan kita juga sudah duduk berpikir kalau sekolah SMP Negeri Taroi kita palang resikonya apa?.
Lalu kita berpikir dipalang atau tidak dipalang sekolah SMP Negeri Taroi tersebut kita rasa sama saja karena proses belajar mengajar tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Contoh dengan tidak adanaya kepala sekolah di tempat tugas menyebabkan guru-guru masuk mengajar

Semoga dengan cara ini dinas terkait bisa lebih memperhatikan pendidikan yang ada di Distrik Taroi