Views: 43
Jemaat GKI Efata Korano Jaya Gelar Sidang Ke-XVI Untuk Evaluasi Kembali Kegiatan Yang Sudah Diputuskan
BINTUNI, InspirasiPapua.id- Jemaat GKI Efata Korano Jaya Rayon I distrik Manimeri menggelar Sidang Ke-XVI dengan mengusung tema “Kasih Kristus Menggerakkan Kemandirian Gereja Mewujudkan Perdamaian, Keadilan, dan Kesejahteraan”, Jumat (17/11/2023).
Sidang Jemaat GKI Efata Korano Jaya Rayon I itu digelar di Gereja Efata Korano Jaya SP-2 distrik Manimeri Kabupaten Teluk Bintuni selama sehari.
Wakil Ketua Jamaat GKI Efata Korano Jaya SP-2, Markus Edward Womorisi kepada wartawan ketika diwawancarai disela-sela istirahat makan siang menjelaskan bahwa Sidang Jemaat Efata itu bertujuan untuk mengevaluasi kembali kegiatan-kegaiatan yang diputuskan dalam sidang jemaat.
Womorisi mencontohkan Pastori lama sudah layak maka itu yang diprogramkan pembangunanya di tahun 2023 dan terlaksana yaitu Pastori lama dibongkar dan dibuat Pastori yang baru itu yang dievaluasi kembali.
“Kemudian contoh-contoh dalam pelayanan-pelayanan diakonia seperti jemaat ada yang sakit terus apa yang diputuskan dalam sidang seperti bantuan untuk orang sakit dari kas jemaat atau gereja yang dikeluarkan itu selama tahun berjalan terlaksana atau tidak itu semua yang kembali di evaluasi dalam Sidang Jemaat.
Tentunya melalui Sidang jemaat ini akan memberikan manfaat yang besar kepada jemaat GKI Efata Korano Jaya SP-2 ini,” terang Womorisi.
Markus Womorisi juga menegaskan bahwa dalam pelayanan gereja dan segala keputusan akan didasarkan pada hasil sidang jemaat serta ketaatan terhadap keputusan sidang.
“Sehingga apa pun yang diputuskan oleh sidang jemaat itu akan dijalankan di dalam jemaat.
Dimana kita tidak bisa keluar dari apa yang telah ditetapkan dalam sidang jemaat. Misalnya dalam sidang jemaat yang dibahas anggaran pendapatan tahunan, termasuk penilaian kembali apakah target telah tercapai atau belum.
Kalau target belum terpenuhi maka pada rencana belanja gereja pada tahun 2024 apakah anggaran belanja perlu dinaikkan ataukah kita kurangi lagi kalau tidak mencapai apa yang telah diputuskan dalam sidang jemaat tahun lalu.
Terkait belanja gereja kebanyakan digunakan untuk administrasi gereja seperti pembelian ATK, insentif pendeta itu diberikan oleh jemaat. Sedangkan gaji pendeta itu dibayar langsung oleh Sinode Papua.
Jadi pendapatan dalam jemaat itu dalam satu bulan itu akan dipresentasikan lagi yaitu 40 persen ke Sinode Papua, 20 persen ke Klasis Teluk Bintuni serta 4 persen ke Yayasan Pendidikan Kristen atau YPK.
Sedangkan sisanya lagi sekitar 40 persen di simpan di jemaat untuk dikelola dalam pelayanan kepada jemaat,” tuturnya.
Markus Womorisi juga menegaskan bahwa apa yang sudah dilakukan maupun diputuskan dalam Sidang Jemaat itu harus dilaksanakan dengan baik selama satu tahun berjalan.
“Jemaat GKI Efata Korano Jaya SP-2 kini memiliki jemaat sebanyak 154 KK sedangkan jumlah jiwa dari jemaat itu tersimpat dalam sinar GKI namun kita tidak tahu apakah sudah dibuka atau belum.
Kalau sudah dibuka maka kita dapat mengakses langsung namun kalau tidak dibuka maka kita tidak bisa akses langsung. Sebaliknya kalau tidak dibuka maka kita tidak dapat mengakses datanya,” jelas Womorisi.
Dalam sidang itu, jemaat akan merencanakan pelaksanaan sidang setiap tahun dimana hasilnya akan dilaporkan pada saat pelaksanaan Raker Klasis Teluk Bintuni yang dijadwalkan pada bulan Desember 2023 ini.
Rapat Kerja Klasis Teluk Bintuni tahun ini bertempat Jagiro Moskona Selatan. Dan selanjutnya hasil Raker Klasis itu yang nantinya akan dibawa pada saat Raker Sinode di Jayapura,” pungkas Womorisi. (ahm-IP)