Views: 30
BINTUNI, InspirasiPapua.id- Bupati Teluk Bintuni Ir. Petrus Kasihiw, MT berharap melalui event pameran internasional Village International Gastronomi (VIG) yang diselenggarakan dikota Paris dimana Kabupaten Teluk Bintuni mewakili Indonesia tidak hanya mengenal Jawa dan Bali saja tetapi juga mengenal Papua.
Yaitu lebih khusus Kabupaten Teluk Bintuni yang merupakan “Surga Tersembunyi” dengan potensi hutan Mangrove.
“Kalau orang mengenal Raja Ampat karena panorama alamnya yang exotic sampai di dasar laut bisa kelihatan. Tetapi panorama alam exsotic Bintuni juga bisa menjadi pilihan bagi para turis manca negara karena Teluk Bintuni saya katakan merupakan “surga tersebunyi”.
Oleh karena itu kita ingin menjual Bintuni dari aspek konservasi, eko tourism dan cultur masyarakat setempat yang sampai hari ini mereka tetap menjaga kawasan hutan mangrove sampai hari ini tetap ada dan terjaga baik.
Itu yang ingin kita jual ke dunia luar selain Bintuni memiliki gas, minyak dan batu bara dan lain-lain tetapi ada potensi cagar alam mangrove.
Apalagi cagar alam mangrove ini punya stratafikasi kualitas yang lengkap dan merupakan nomor 1 (satu) terluas di Asia Tenggara dan nomor 2 (dua) terluas di dunia setelah amazone Brasil.
Itu kira-kira pesan-pesan konservasi yang kita sampaikan dalam pameran internasional VIG di Paris Perancis bahwa kita masih eksis menjaga hutan di Bintuni agar menjadi perhatian dunia,” ungkap Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw, Sabtu (03/09/2022).
Kepada wartawan ketika diwawacarai di Bintuni terkait keiutsertaan Kabupaten Teluk Bintuni mewakili Indonesia di Pameran Internasional VIG Paris Perancis (tanggal 01 hingga 04 September 2022).
Bupati Teluk Bintuni itu juga menjelaskan bahwa pada tahun 2022 yang ditawarkan Teluk Bintuni ke pameran VIG Perancis yaitu produk-produk seperti kopi sarang semut, sirup mangrove, minyak buah merah, kulit kayu, tas noken dan lain-lain.
“Namun Kabupaten Teluk Bintuni merupakan salah satu kabupaten di Papua Barat yang memiliki potensi yang luar biasa. Dimana ada sejumlah potensi yang dimiliki seperti gas, minyak serta hasil-hasil tambang yang lain.
Tetapi itu semua bisa kita katakan potensi masa depan Teluk Bintuni dan itu semua dalam bentuk bahan baku fosil. Sementara Teluk Bintuni juga merupakan bagian dari kawasan hutan daerah tropis yang mempunyai kawasan hutan yang mempunyai potensi sejak dahulu.
Orang mungkin selama ini mengenal Bintuni karena memiliki gas alam terbesar di sana ada perusahaan LNG Tangguh. Tetapi di sana ada satu potensi yang saya sering katakan “sisa paru-paru” dunia dengan adanya caqar alam hutan mangrove Teluk Bintuni.
Cagar alam mangrove ini yang ingin kita jual ke dunia internasional yaitu bahwa kita memiliki salah satu potensi yang kita jaga menjadi eksistensi bagaimana kita memberikan kontribusi oxigen (O2) dalam rangka penurunan ozon (rusaknya rumah rumah kaca) akibat peningkatan carbon dioksida (CO2) di Bumi,” papar Bupati Bintuni.
Bupati Petrus Kasihiw juga mengatakan bahwa Hutan Mangrove Teluk Bintuni memiliki potensi yang besar sebagai ekosistem yang didalamnya hidup biota-biota penting seperti ikan, udang dan kepiting serta siput dan lainnya.
“Selama ini merupakan mata pencaharian masyarakat Teluk Bintuni dan merupakan sumber ekonomi masyarakat yang akan dijual. Tetapi disisi lain meskipun itu sebagai cagar alam kita bisa manfaatkan itu sebagai eko tourism.
“Sebenarnya pameran VIG di Paris ini merupakan pra event dimana kita promosi ke tingkat dunia soal Mangrove tetapi endingnya ada event Festival Mangrove Teluk Bintuni yang akan kita gelar di Teluk Bintuni pada tahun 2023 tahun depan.
Dimana event Festival Mangrove ini kita akan melihat manfaat mangrove secara ekonomi disamping potensi-potensi lain yang masyarakat olah untuk kepentingan ekonomi mereka.
Arahnya adalah bagaimana mengembangkan usaha micro kecil menengah (UMKM) masyarakat Teluk Bintuni yang bersumber dari hasil-hasil produk yang berasal dari mangrove tetapi tidak merusak mangrove.
Artinya di kawasan hutan mangrove ada juga beberapa bagian atau spot-spot yang tidak masuk dalam cagar alam.
Itu biasa masyarakat manfaatkan untuk mengolah produk-produk mangrove seperti sirup mangrove bahkan kosmetik dari bahan mangrove dan produk-pruduk lainnya yang dibuat dari bahan-bahan mangrove.
Kalau buah merah atau mungkin sarang semuat, pakaian-pakaian yang dibuat dari kulit kayu sebenanrnya itu bagaian dari usaha UMKM yang sudah tumbuh tetapi belum kita promosikan sebagai produk-produk masyarakat yang bisa nanti kedepan bernilai ekonomis,” tutur Bupati Bintuni.
Bupati Petrus Kasihiw juga menambahkan bahwa dirinya sangat berterima kasih kepada Ivent Organizer (IO) di Jakarta yang telah mengantar Teluk Bintuni mewakili Indonesia ke tingkat dunia di Paris Perancis.
“Kita berharap dengan event ini orang tidak hanya mengenal Indonesia hanya pulau Jawa, Bali tetapi juga mengenal Papua sebab Papua adalah bagian dari NKRI yang diharapkan kedepan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia Bagian Timur.” tutup Bupati Kasihiw. (01-IP)