Berdiri Sebagai Bagian Dari Program Tangguh LNG, Subitu Perlu Di Audit
BINTUNI, InspirasiPapua.id- Berdiri sebagai bagian dari Program Tangguh LNG untuk Pengembangan Kewirausahaan Masyarakat asli Teluk Bintuni yaitu SUBITU yang terdiri dari perusahaan PT Subitu Karya Busana, PT Subitu Inti Konsultan,PT Subit u Karya Teknik, PT Subitu Transmaritim dan Subitu Mart.
“Dimana semua perusahaan tersebut berdasarkan informasi yang kami terima menggunakan dana bagi hasil (DBH).
Maka menjadi pertanyaan Apakah PT – PT Subitu ini sudah menghasilkan keuntungan? Keuntungannya dibagi kemana?
Dan PT – PT Subitu ini pemiliknya siapa?. Siapa saja yang mengisi jabatan Komisaris di setiap PT – PT Subitu. Dan siapa saja Direksi dari setiap PT Subitu itu,” jelas Direktur Eksekutif YLBH⁶ Sisar Matiti Yohanes Akwan, Minggu (21/4/2024) malam di Bintuni.
Akwan memaparkan bahwa semua sudah tahu bahwa program Tangguh LNG, yang dioperasikan oleh bp Indonesia, mendukung pendirian SUBITU pada bulan Agustus 2015 sebagai upaya pemberdayaan masyarakat asli di kawasan Teluk Bintuni seperti tercantum dalam komitmen AMDALnya.
“Pertanyaan berikut bagaimana terkait PT Subitu Transmaritim, itu ada 3 kapal yang parkir di Tahiti, tetapi tidak jalan.
Bagaimana bp Tangguh mempertanggungjawabkan ini kepada Pemda dan masyarakat karena kapal-kapal tersebut dibeli menggunakan dana yang bersumber dari DBH,” ungkap Direktur Eksekutif YLBH Sisar Matiti Yohanes Akwan, SH, Minggu (21/4/2024) malam ketika diwawancarai wartawan di Bintuni.
Advokat vokal itu menegaskan bahwa PT – PT Subitu itu didirikan tahun 2015, sehingga sekarang sudah 9 (sembilan) tahun.
“Jadi tidak sehat apabila hingga kini karyawan PT Subitu masih digaji dari dana yang bersumber dari DBH.
Jikalau PT-PT Subitu itu tetap mau dipertahankan, jangan dibiayai menggunakan dana yang bersumber dari DBH tetapi menggunakan uangnya bp.
Karena Perdasus DBH …itu rananya pemerintah dan bukan bp. Maka tidak elok kalau DBH itu digunakan untuk membiayai program-program yang ditangani oleh tim yang berkantor di steenkool.
Dimana mereka semua itu juga digaji dari dana yang bersumber dari DBH, bukan uang bp.
Dorang menikmati segala kemewahan dan gaji besar dari uang yang seharusnya masuk dalam DBH.
Akibatnya DBH otomatis berkurang karena bayar gaji mereka, bayar kontraktor dari luar Papua yang menjalankan program.
Untuk diketahui program apa saja yang masih jalan yaitu termasuk Subitu-Subitu.
Termasuk lembaga mitra seperti Unipa ada pertanian, peternakan dan ekonomi. Tetapi mengapa bp tidak memberdayakan SDM lokal seperti Unipa tetapi malah memberikan manfaat ekonomi kepada orang dari luar Papua.
Tentunya terdapat kesenjangan sosial yang luar biasa dan juga terjadi penipuan publik..hal ini juga perlu di audit agar ada keterbukaan informasi publik sehingga kita tidak baku tipu di negeri Sisar Matiti,” pungkas Akwan.
Hingga berita ini dimuat di media ini, pihak bp Tangguh belum bisa dihubungi untuk dikonfirmasi terkait masalah-masalah di atas. (Inspirasi Papua.id)