Pengidap HIV/AIDS Di Teluk Bintuni Sudah Capai 799 Orang
BINTUNI, InspirasiPapua id- Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang system imunitas infeksi virus ini menurunkan kemampuan imunitas manusia dalam melawan benda-benda asing di dalam tubuh.
Dimana pada tahap terminal infeksinya dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia.
HIV/AIDS khusus di Kabupaten Teluk Bintuni, semakin mengkhawatirkan sebanyak 799 orang terjangkit virus berbahaya tersebut.
Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni, Franky Mobilala, S.KM., M.Kes, Kamis (16/11/2023).
Pada saat dirinya diwawancarai wartawan di ruang kerjanya di Kantor Dinas Kesehatan KM 6 distrik Bintuni
Kepala Dinas yang meniti karier dari seorang mantri itu menjelaskan bahwa seseorang yang didalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum tentu membutuhkan pengobatan.
“Meskipun demikian orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks beresiko dan berbagi penggunaan alat suntik dengan orang lain.
HIV merupakan virus yang dapat merusak kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.
Jika makin banyak sel CD4 yang hancur maka daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentang diserang berbagai penyakit.
Penyakit HIV/AIDS masih saja menjadi masalah kesehatan dunia. HIV/AIDS seperti fenomena gunung es (iceberg phenomenon) merujuk pada kondisi penampakan puncak gunung es di atas permukaan air.
Dimana sebenarnya merupakan bagian kecil dari bongkahan gunung es di bawah permukaan air yang tidak tampak dan jauh lebih besar.
Kepala Dinas Kesehatan yang mulai bertugas sebagai tenaga kesehatan di Bintuni sejak tahun 1990-an itu juga menjelaskan bahwa kasus HIV/AIDS di Teluk Bintuni meningkat karena kurangnya kesedaran dari masyarakat, kemudian berganti-ganti pasangan yang menyebapkan kasus ini meningkat drastis.
“Pada tahun 2022, kasus HIV/AIDS mencapai 500 kasus, namun pada 2023, angkanya melonjak drastis menjadi 799.
Dimana kasus ini didominasi oleh perempuan sebanyak 445 orang dan laki-laki 354 orang.
Ironisnya, seorang bayi berusia 1 tahun juga dinyatakan positif HIV, sementara generasi produktif dari usia 15-49 tahun, terkena dampak paling besar,” tutur Mobilala.
Kepala Dinas Kesehatan yang berkarier dari bawah itu juga menyampaikan kekhawatirannya bahwa generasi produktif yang terinfeksi HIV, jika tidak segera diobati maka akan menghadapi risiko kematian.
“Hal ini berpotensi mengakibatkan kehilangan generasi Teluk Bintuni. Oleh sebab itu meskipun belum ditemukan obat yang langsung dapat membunuh virus HIV tersebut, namun kami terus berupaya melakukan pencegahan,” kata Franky Mobilala.
Franky Mobilala juga menyebutkan bahwa Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni gencar melakukan sosialisasi dan penyuluhan di sekolah-sekolah, terutama setelah ditemukan kasus positif di kalangan remaja atau pelajar.
“Saya menekankan perlunya tindakan cepat dan kolaboratif untuk meredakan wabah ini sebelum dampaknya semakin merajalela di Masyarakat.
Penularan HIV ini terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus serta air susu ibu (ASI).
Dimana perlu diketahui HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk atau sentuhan fisik.
Sedangkan hubungan seksual sangat beresiko tinggi menularkan virus HIV,” pungkasnya. (ahm-IP)