BINTUNI, InspirasiPapua.id- Anggota DPR Provinsi Papua Barat Drs. Elias Lamere,MM, Kamis (10/11/2022) melakukan kunjungan kerja kegiatan reses III di Kabupaten Teluk Bintuni.
Elias Lamere ketika berfose dengan anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah Bintuni. (IP-IST)
Dimana Elias Lamere selaku Sekretaris Komisi V DPR Papua Barat yang membidangi pendidikan memiliki perhatian besar terhadap masalah pendidikan di panti-panti asuhan yang ada di Bintuni salah satunya adalah Panti Asuhan (PA) Muhammadiyah Bintuni.
Anggota DPR Papua Barat Fraksi Golongan Karya (Golkar) tersebut mengunjungi Panti Asuhan Muhammadiyah yang berlokasi di Jalan Raya Tissay SP-5 distrik Bintuni Timur sekaligus bersilaturahmi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Teluk Bintuni Muhammad Yamin Bauw beserta pengurus dan Ketua Panti Asuhan Muhammadiyah Hariyanto Mumuan S.Pd,. M.Pd dan segenap pengurus panti.
Elias Lamere ketika berfose dengan anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah Bintuni. (IP-IST)
Dalam kunjungan resesnya Elias Lamere memberikan bantuan sembilan bahan pokok (Sembako) ke panti asuhan sekaligus mendengarkan aspirasi Perguruan Muhammadiyah Teluk Bintuni.
Elias Lamere selaku Sekretaris Komisi V DPR Papua Barat yang membidangi pendidikan itu kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan warga masyarakat di Perguruan Muhammadiyah Teluk Bintuni mengatakan bahwa dirinya melakukan kunjungan kerja ke Bintuni dalam rangka reses III DPR Papua Barat.
Elias Lamere ketika berfose dengan anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah Bintuni. (IP-IST)
“Dalam kegiatan reses ini saya akan bertemu dengan masyarakat dibeberapa titik. Kemudian reses saya mulai dari keluarga besar Perguruan Muhammadiyah. Dimana kunjungan saya kali ini saya sangat mengapresiasi sambutan yang sangat luar biasa yang diberikan kepada saya yang begitu antusias dan banyak masyarakat yang hadir, pwertemuan berlangsung dengan baik meriah, sambutan yang begitu luar biasa,” tutur Lamere.
Sekretaris Komisi V DPR Papua Barat itu mengatakan bahwa kenapa dirinya ke Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah Bintuni karena lebih besar memperhatikan masalah pendidikan melalui panti-panti asuhan.
Nampak Elias Lamere menyerahkan bantuan Sembako kepada Panti Asuhan Muhammadiyah Bintuni yang diterima langsung oleh salah satu anak Panti Asuhan.IP-IST
Karena kadangkala panti-panti asuhan karena kadang-kadang panti asuhan itu jauh dari sentuhan serta perhatian. Dalam hal ini saya tidak menyalahkan siapa-siapa, tetapi kehadiran saya di tempat ini untuk melihat dan melakukan deteksi dini terhadap eksistensi dari Panti Asuhan Muhammadiyah ini.
Maka kita mencoba membuka pemikiran kita bersama bagaimana kita mendesign dunia pendidikan yang kita memulai dari mereka yang terbuang dan terisolasi.
Karena anak-anak panti asuhan ini pada umumnya diambil oleh Yayasan Muhammadiyah untuk mendididik mereka dan saya bisa pastikan mereka hampir 90 persen atau mayoritas adalah anak-anak Papua,” papar Lamere.
Anggota DPR Papua Barat Fraksi Golkar itu juga menambahkan bahwa dirinya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Yayasan Muhammdiyah yang telah membina, mendidik serta memanusiakan anak-anak asli Papua.
“Kita bermimpi tentang kualitas manusia Papua di masa depan antara lain melalui dunia pendidikan terutama panti asuhan dan bukan berarti yang lain tidak penting.
Karena panti asuhan ini kebanyakan mereka adalah yatim, piatu atau bahkan Yatim Piatu yang nota bene adalah mereka terbuang. Tetapi kemudian direkrut oleh panti asuhan untuk mendidik, memanusiakan mereka.
Inilah generasi yang harus kita siapkan untuk menuju masa depan yang jauh lebih baik. Tentu saja dalan kunjungan kerja saya ini tidak saja kita bercerita-cerita dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang ada atau pengurus panti yang ada.
Tetapi bahkan dengan kelompok masyarakat Muhammadiyah yang hadir. Dan bantuan-bantuan yang saya berikan ini salah satunya adalah tidak menjawab persolalan substantif.
Tetapi melalui ini kita deteksi dan kemudian kita akan diskusikan dengan Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat bagaimana memberikan perhatian serius.
Memang sudah ada beberapa gedung sudah dibangun untuk kepentingan pendidikan ini. Tetapi daya tampung asrama yang masih sangat terbatas.
Sehingga mau tak mau membutuhkan perhatian serius daya tampung anak-anak di Panti Asuhan Muhammadiyah ini yang saya tahu jumlahnya ada sekitar 30 lebih anak.
Dan kebanyakan mereka belum bisa tinggal di tempat ini karena daya tampung asrama yang ada masih sangat terbatas. Jadi bagi saya memperjuangkan bersama dinas terkait di Papua Barat untuk meyakinkan mereka bagaimana memprakarsai 1 atau 2 unit gedung menjadi penampungan bagi anak-anak tersebut.
Sehingga mereka dibina secara benar, secara teratur serta disiplin yang benar maka kita dapat bermimpi tentang out put pendidikan masa depan melalui panti asuhan ini,” ungkap Lamere.
Sekretaris Komisi V DPR Papua Barat itu juga memaparkan bahwa tidak hanya panti asuhan Muhammdiyah Bintuni tetapi juga panti asuhan lainnya yang ada di daerah ini yang menjadi titik pertemuan saya juga untuk melihat secara faktual keberadaan panti-panti asuhan itu.
“Bahwa nota bene mereka yang mengelola panti asuhan itu tidak mengharapkan jauh lebih hebat dari situ tetapi bermimpi bagaimana implementasi hak-hak kemanusiaan itu utamanya anak-anak Papua ini yang dididik secara sistematis, penuh dengan disiplin untuk mengantar mereka kepada masa depan yang jauh lebih pasti.
Dimana kita bermimpi tentang kualitas pendidikan masa depan. Mankanya saya juga akan mengunjungi beberapa yayasan yang ada di Bintuni yang utamanya tidak saja memberikan bantuan-bantuan yang merupakan bagian dari reses saya.
Tetapi utamanya melihat kondisi faktual yang ada di yayasan-yayasan tersebut dan selanjutnya kami perjuangkan sesuai dengan aturan main dan mekanisme yang ada di DPR Provinsi Papua Barat,” pungkasnya. (01-IP)