Bintuni Akan Tampilkan Produk Pangan Lokal Unggulan Di Pameran Internasional Francis

Delegasi Kabupaten Teluk Bintuni Yohanis Akwan saat berada di Jakarta mempersiapkan diri untuk mengikuti pameran internasional di Paris Francis. IP-IST
Bagikan berita ini

Views: 7

BINTUNI, InspirasiPapua.idKabupaten Teluk Bintuni akan menampilkan produk Pangan Lokal unggulan di pameran Internasional paris Francis denga tajuk Village International de la Gastronomie itu akan berlangsung dari tanggal 01 hingga 04 September 2022.
Produk-produk pangan lokal unggulan Bintuni yang akan dilouching  pada pameran internasional tersebut meliputi produk kopi Bintuni, teh Sarang Semut, Sirup Buah Mangrove serta Minyak Buah Merah.
Produk ini akan dibawa oleh manajemen Jakarta Coffee, perusahaan resto modern yang telah dikurasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sebagai salah satu peserta dalam pameran internasional yang akan dihadiri 42 (empat puluh dua) negara di dunia.
Le Village International de la Gastronomie diadakan oleh assosiasi di bawah dukungan Pemerintah Francis bersama dengan 50 negara lainnya, VITO France bersama dengan mitranya di Francis mempersembahkan beberapa aktivitas dalam rangka mempromosikan Wonderfull Indonesia seperti kuliner, spa serta kebudayaan Indonesia ke publik Francis.
Yohanes Akwan delegasi Kabupaten Teluk Bintuni yang ditunjuk Pemerintah Daerah untuk mewakili Bupati dalam mengikuti pameran internasional di Francis menyampaikan bahwa partisipasi produk lokal Bintuni dalam kancah internasional tersebut merupakan peluang besar bagi kabupaten Teluk Bintuni untuk mengenalkan berbagai potensi sumber daya alam yang ada di Tanah Sisar Matiti.
“Ketika kita berbicara soal makanan dan minuman, Paris adalah tempat yang terbaik. Kenapa Bintuni harus hadir, karena ini adalah sebuah ruang dan momen strategis untuk dapat menjual atau mempromosikan produk hasil daerah kabupaten ini,” ungkap Delegasi Kabupaten Teluk Bintuni Yohanes Akwan, Sabtu (20/08/2022 melalui siaran persnya yang disampaikan kepada wartawan di Bintuni melalui media sosial whatsApp.
Yohanis Akwan juga mengatakan bahwa Hutan Mangrove Teluk Bintuni merupakan hutan mangrove terbesar ketiga di dunia. “Di dalam kawasan mangrove itu juga tersimpan berbagai potensi kekayaan alam seperti udang dan kepiting dengan kualitas terbaik.
Selama ini, konsumen kepiting di pasar internasional mengenal kepiting kualitas terbaik berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Padahal itu semua merupakan komoditi yang berasal dari Teluk Bintuni yang dikirim ke Makassar, kemudian di ekspor. Hal ini yang membuat publik internasional mengenal kepiting terbaik itu berasal dari Makassar atau pundaerah lainnya bukan dari Teluk Bintuni.
Ini yang akan kita buka ke konsumen pasar internasional dalam pameran di Paris, bahwa kepiting kualitas terbaik di Indonesia itu berasal dari Teluk Bintuni. Kampanye produk-produk lokal unggulan Teluk Bintuni lainnya juga akan kami lakukan,” papar Akwan.
Rencana launching produk pangan lokal Teluk Bintuni di Paris, kata Akwan saat ini sudah mulai menjadi perbincangan para duta besar yang saat ini ada di Indonesia.
“Hal ini tak lepas dari rencana digelarnya event Mangrove Tourism 2023 di Teluk Bintuni yang akan dihadiri wisatawan dari berbagai Negara.
Prancis sebagai ibukota Paris adalah top three pasar wisatawan mancanegara Eropa yang ke Indonesia, setelah Inggris.
Geografi Francis cukup luas dan 60% lebih orang Francis yang melakukan travelling ke Indonesia. Dengan dirilisnya produk lokal unggulan serta kampanye potensi kekayaan alam Bintuni di Gastronomie Paris bertujuan untuk membuka peluang investasi dan mendatangkan investor ke Teluk Bintuni,” papar Akwan.
Akwan juga menjelaskan bahwa negara Francis merupakan pasar yang sangat potensial untuk Indonesia. “Francis dengan penduduk 66 juta orang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara favorit bagi orang Francis. Dimana Indonesia pernah menjadi negara TOP 5 favorit pilihan orang Francis.
Kami berharap dari momen di Paris nanti, akan menarik para wisatawan dan investor hadir di Bintuni dalam pengelolaan mangrove berkelanjutan serta pemberdayaan. Artinya kita tidak hanya memanfaatkan mangrove sebagai sumber pangan, tapi juga berpikir untuk melestarikannya dengan memberdayakan masyarakat yang ada disekitarnya,” ujar Akwan. (01-IP)

About Post Author

banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *