Views: 28
Peringati Hari Asma Sedunia, IDI Cabang Bintuni Sampaikan Mitos Dan Fakta-Fakta Benar Seputar Asma
BINTUNI, InspirasiPapua.id- Peringati Hari Asma Sedunia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Teluk Bintuni membedah Mitos dan Fakta seputar asma.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2020, asma merupakan salah satu jenis penyakit yang paling banyak diidap oleh masyarakat Indonesia, hingga akhir tahun 2020, jumlah pasien asma di Indonesia sebanyak 4,5 persen dari total jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 12 juta lebih.
“Peringati Hari Asma Sedunia tanggal 02 Mei 2023, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Teluk Bintuni menyampaikan fakta-fakta yang benar terkait penyakit asma.
Mitos 1 : Penyakit asma sama dengan bronkitis
Fakta 1 : Asma merupakan gangguan kronik saluran napas yang berkaitan dengan hipereaktifitas bronkus (saluran napas) dan inflamasi (peradangan) saluran napas. Gejala asma seperti sesak napas, dada terasa berat, bunyi ngik-ngik , kadang disertai batuk berdahak
Bronkitis akut merupakan inflamasi (peradangan) saluran napas yang disebabkan oleh infeksi saluran napas. Gejala bronkitis akut adalah batuk berdahak atau tidak berdahak dan berlangsung kurang dari 3 minggu.
Penyakit asma berbeda dengan bronkitis ditinjau dari penyebab dan gejala klinis,” ungkap Wakil Ketua IDI Teluk Bintuni dr. Wiendo Syahputra Yahya, Sp.P, FAPSR, FISR, Senin (08/05/2023) kepada wartawan di Bintuni.
Menurut Dokter ahli Paru RSUD Bintuni itu bahwa Mitos 2 : Penyakit asma selalu disebabkan oleh faktor keturunan atau keluarga.
Fakta 2 : Penyakit asma bervariasi gejala klinis dan respons terhadap pengobatan yang diberikan.
Klasifikasi asma saat ini adalah :
Asma alergi adalah asma yang berhubungan dengan faktor alergi dalam keluarga, dimulai sejak anak- anak
Asma non alergi adalah asma yang tidak berhubungan dengan riwayat alergi.
Asma onset lama yang biasanya muncul pertama kali pada usia dewasa dan sering pada perempuan
Asma dengan gangguan saluran napas yang menetap
Asma dengan obesitas.
Mitos 3 : Penyakit asma adalah penyakit menular
Fakta 3 : Penyakit asma bukan penyakit menular tetapi penyakit yang berhubungan dengan inflamasi (peradangan) saluran napas dan hipereaktifitas bronkus (saluran napas). Infeksi saluran napas dapat memicu gejala asma.
Mitos 4 : Penyakit asma yang muncul pada usia anak – anak dan akan menghilang spontan setelah dewasa
Fakta 4 : Penyakit asma bisa muncul kapan saja baik pada saat usia anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Penyakit asma bisa dikontrol dengan baik sehingga pasien asma tidak mengalami gejala asma.
Mitos 5: Penyakit asma adalah masalah psikologis dan emosional
Fakta 5 : Masalah psikologis dan emosional menjadi salah satu pemicu memberatnya gejala asma tetapi asma bukanlah gangguan psikologis atau kelainan emosional.
Mitos 6 : Pasien asma akan tergantung kepada obat semprot seumur hidup
Fakta 6: Pasien asma membutuhkan obat pelega untuk meredakan gejala asma yang memberat pada waktu tertentu,” papar Dokter Wiendo.
Dokter Wiendo Syahputra melanjutkan bahwa Mitos 7 : Penyakit asma bisa diketahui melalui pemeriksaan foto rontgen.
“Fakta 7: Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada pasien bergejala asma adalah pemeriksaan fungsi paru (spirometri) untuk mengetahui respons saluran napas terhadap pemberian obat pelega.
Mitos 8 : Pasien asma tidak boleh berolahraga karena akan menyebabkan sesak napas
Fakta 8 : Pasien asma dapat berolahraga bila kondisi asma terkontrol baik dan berhati-hati dalam memilih intensitas olahraga. Saat ini sudah ada senam asma yang bisa diikuti oleh pasien asma yang telah terkontrol baik karena telah terbukti memperbaiki kapasitas paru dan saluran napas.
Mitos 9 : Rokok elektrik aman untuk pasien asma
Fakta 9 : Pasien asma tidak boleh merokok baik rokok konvensional maupun rokok elektrik dan menghindari pajanan asap dari rokok konvensional maupun rokok elektrik serta pajanan debu atau polusi udara
Mitos 10 : Pasien asma jangan sering memakai masker karena akan menyebabkan sesak napas
Fakta 10 : Sesak napas pada pasien asma disebabkan oleh obstruksi saluran napas dan bukan disebabkan oleh masker. Masker bisa digunakan oleh pasien asma pada kondisi tertentu dan melindungi pasien asma dari pajanan debu, polusi udara dan infeksi virus dan bakteri yang menular melalui udara,” pungkas Wiendo. (ahd-IP)