Views: 44
Workshop Refreshmen Penemuan Dan Pengobatan TB Bagi Pengelola Program Kabupaten/Kota Dan Petugas TB Di Fasyankes Papua Barat
BINTUNI, InspirasiPapua.id- Sebagai upaya untuk meningkatkan cakupan penemuan dan pengobatan kasus Tuberkulosis (TB) dan mencapai upaya target eliminasi TB pada tahun 2030 di Papua Barat maka Dinas Kesehatan Papua Barat mengadakan Workshop Refreshment Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis (TB) Bagi Pengelola Program TB Kabupaten/Kota dan petugas TB di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Puskesmas dan Rumah Sakit Se-Papua Barat pada tanggal 11-13 Mei 2023 di Aston Niu Hotel Manokwari.
Kegiatan Workshop ini dibiayai oleh Global Fund Komponen TB dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pengelola program TB dan petugas TB terkait penemuan dan pengobatan pasien TB Sensitif Obat (TB SO), TB Resisten Obat (TB RO) dan TB laten baik pada kasus anak maupun dewasa, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pencatatan dan pelaporan program TB mealaui Sistim Informasi TB (SITB) dan monitoring sekaligus evaluasi capaian program TB di Papua Barat,” terang Wakil Ketua IDI Cabang Teluk Bintuni dr. Wiendo Syahputra Yahya, Sp.P, FAPSR, FISR, Rabu (17/05/2023) kepada media ini di Bintuni.
Dokter Spesialis Paru di RSUD Bintuni itu mengatakan bahwa peserta Workshop Refreshment TB berasal dari kabupaten Raja Ampat, Sorong, Sorong Selatan, Maybrat, Tambrauw, Kaimana, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak dan Manokwari.
“Pada kesempatan itu, Panitia Workshop mengundang dr.Feliks Duwit,MSc, MPH, Sp.PD (Manokwari) untuk memberikan materi tentang kebijakan penanggulangan TB laten, penemuan kasus TB laten dan komunikasi yang efektif dan dr. Maria Warwe, Sp,A (Manokwari) untuk memberikan materi tentang diagnosis dan tatalaksana TB Sensitif Obat dan TB Resisten Obat pada anak. dr. Wiendo, Sp.P, FAPSR, FISR yang merupakan anggota IDI Cabang Teluk Bintuni juga diundang sebagai narasumber untuk memberikan materi tentang Strategi Penanggulangan TB tahun 2020-2024, Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat, Peranan Puskesmas dalam Manajemen Terpadu TB Resisten Obat, Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) dan Monitoring Klinis Pemberian TPT serta Praktek Uji Tuberkulin,” ungkap dr. Spesiais Paru itu.
Lanjut dr. Wiendo Syaputra, Sp.P menjelaskan bahwa dalam Workshop Refreshment TB itu menerapkan metode pembelajaran terdiri dari pre test dan post test, presentasi materi, tanya jawab, diskusi terkait kasus TB SO, TB RO, TB laten pada anak dan dewasa dan praktek penyuntikan uji tuberkulin oleh peserta Workshop.
“Peserta Workshop terlihat antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan dan aktif mengajukan pertanyaan ketika berdiskusi dengan para narasumber. Sehingga nampak diskusi dua arah antara pemateri atau narasumber dengan peserta yang berasal dari berbagai kabupaten di Papua Barat.
Dalam diskusi itu Panitia Workshop memberikan hadiah kepada setiap peserta yang berpartisipasi aktif mengajukan pertanyaan kepada narasumber,” pungkas dr. Wiendo. (ahd-IP)