K3S Wajib Lakukan Binaan Kepada Pelaku Usaha PPM Untuk Tingkatkan Kapasitas Serta Pendampingan Untuk Mandiri

Galih W. Agusetiawan, Senior Manajer Humas SKK Migas Pamalu dan praktisi usaha asal Bintuni, Noldy Raymond ketika melakukan sosialisasi publik kepada pelaku penggiat usaha yang tergabung dalam Pemuda Pemudi Penyuluh Komunikasi (P3K) Hulu Migas Bintuni. IP-IST
Bagikan berita ini

Views: 2

BINTUNI, InspirasiPapua.idDalam semangat untuk meningkatkan kemitraan, SKK Migas Pamalu bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) di wilayah Teluk Bintuni melaksanakan rangkaian kegiatan Komunikasi bersama kepada para pelaku penggiat usaha yang tergabung dalam Pemuda Pemudi Penyuluh Komunikasi (P3K) Hulu Migas Bintuni.
Kali ini, kegiatan menyasar pemuda-pemudi dari wilayah ring I operasional hulu Migas dan juga pelaku usaha binaan Program Pengembangan Masyarakat (PPM) dari KKKS BP Indonesia dan Genting Oil.
Sebanyak70 peserta hadir dalam kegiatan Sosialisasi Edukasi Publik yang dilakukan di Hotel Steenkool, Senin (23/05/2022). IP-IST
Tercatat lebih dari 70 peserta hadir dalam kegiatan Sosialisasi Edukasi Publik yang dilakukan di Hotel Steenkool, Senin (23/05/2022).
Menurut Galih W. Agusetiawan, Senior Manajer Humas SKK Migas Pamalu, sudah merupakan kewajiban KKKS (K3S) untuk melakukan program pengembangan masyarakat dalam bentuk peningkatan kapasitas dan pendampingan usaha, sehingga para pemuda-pemudi dalam dunia usaha yang terus berevolusi perlu mudah beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Adalah hal positif bahwa Bintuni memiliki talenta-talenta muda di wilayah kegiatan hulu migas. Ke depan, kami berharap akan muncul bentuk-bentuk kemitraan lainnya yang berkelanjutan.
Hadir secara virtual, Dwi Suratman, Direktur Yayasan Kasuari yang membagikan pengalaman membangun usaha dari bahan-bahan yang tersedia di lingkungan dan memiliki nilai khas Papua. IP-IST
Sehingga para binaan program pengembangan masyarakat saat ini dapat menyiapkan dirinya agar mandiri dan tidak bergantung pada program dari perusahaan atau sodoran donasi yang ada,” ungkap Galih.
Galih menekankan ada enam syarat untuk dapat melakukan kemitraan yang baik, antara lain: berorientasi menang-menang, mampu mempercayai orang lain, berorientasi ke masa depan, nyaman dengan perubahan, nyaman dengan saling ketergantungan, dan dapat membuka diri untuk bersedia menerima umpan balik.
Pada kesempatan sama, hadir juga praktisi usaha asal Bintuni, Noldy Raymond, yang berbagi pengalaman tentang tantangan dalam menciptakan bisnis serta pengalamannya dalam bermitra.
Nampak peserta Paulus Fenetiruma, Direktur Subitu Layanan Prima dan Onimus Manibuy, selaku Direktur PT. Subitu Laundry ketika menanggapi teori kemitraan yang didapat dalam kegiatan tersebut merasa senang. IP-IST
Juga hadir secara virtual, Dwi Suratman, Direktur Yayasan Kasuari yang membagikan pengalaman membangun usaha dari bahan-bahan yang tersedia di lingkungan dan memiliki nilai khas Papua.
Tanggapan positif pun diperoleh dari peserta kegiatan, mengenai teori kemitraan yang didapatkan. “Saya banyak belajar hal baru tentang kemitraan, ke depannya dapat diterapkan di perusahaan agar tidak hanya bermitra dengan BP Tangguh.
Tetapi bisa juga menjalin kemitraan juga dengan Pemda maupun perusahaan di sektor lainnya,” ungkap Paulus Fenetiruma, Direktur Subitu Layanan Prima.
Selain itu, Onimus Manibuy, salah satu peserta yang juga menjabat  Direktur PT. Subitu Laundry Gemilang mengatakan bahwa kegiatan yang diikutinya itu sangat bermanfaat.
“Banyak ilmu dan cerita pengalaman yang saya dapatkan tentang bagaimana menjadi leader yang baik. Dan akan saya terapkan di perusahaan saya”, ungkapnya seraya berterima kasih kepada SKK Migas atas kegiatan yang telah dilakukan tersebut,” pungkasnya. (01-IP)

 

 

About Post Author

banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600 banner x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *