Views: 13
BINTUNI, InspirasiPapua.id- Pedagang pinang di Bintuni menjamur bagai jamur yang tumbuh di musim hujan. Pasalnya pedagang memilih untuk berjualan piang karena banyak pembelinya dibandingkan dengan berjualan lainnya.

Salah seorang pedagang pinang buah dan pinang kering Ardi yang ditemui media ini di Pasar Sentral Bintuni mengakui bahwa dirinya berjualan pinang karena dirinya melihat lebih menguntungkan dibanding berjualan lainnya karena warga masyuarakat Bintuni membeli pinang seperti membeli beras.
Dalam sebulan Ardi bisa memperoleh penghasilan hingga Rp. 2 juta. “Untuk pinang kering saya ambil dari agen pinang dari Manokwari lalu saya jual dengan harga Rp 85 ribu hingga 90 ribu per kilo.

Pinang kering saya jual per tumpuk Rp 10 ribu sama dengan pinang buah juga Rp. 10 ribu sedangkan sirih saya beli dari Jayapura dibawa dengan kapal laut dan di sini saya jual per tuumpuk dengan harga Rp. 5 ribu.
Saya datang ke Bintuni dari Baubau pada tahun 2007. Tadinya saya mau berjualan pakaian tetapi setelah melihat prospek penjualan pinang menguntungkan.

Dan pembelinya setiap orang Papua datang setiap hari membeli pinang sirih dan kapur. Maka saya putuskan untuk berjualan pinang sejak itu,” kata Ardi mengenang saat dirinya mulai berjualan pinang pada tahun 2007 di Bintuni hingga sekarang.
Penjual pinang itu berpesan berjualan pinang harus memiliki kesabaran menanti pembeli biar hujan hingga malam tetap berjualan pinang.
